Page 479 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 AGUSTUS 2020
P. 479

Upah  minimum  provinsi  (UMP)  adalah  jaring  pengaman  yang  ditentukan  oleh  gubernur  dari
              masing-masing provinsi. Masalanya, UMP hanya berfungsi sebagai jaring pengaman sehingga
              nilainya pun lebih rendah dari upah minimum kabupaten/kota (UMK).

              Sekalipun  belum  ada  Omnibus  Lawa  Cipta  Kerja,  kebijakan  pengupahan  tenaga  kerja  di
              Indonesia sudah bermasalah.

              Upah  minimum  ditentukan  oleh  gubernur  melalui  rekomendasi  bupati/wali  kota  dan
              pertimbangan dewan pengupahan provinsi berdasarkan survei mengenai kebutuhan hidup layak
              (KHL). Penghitungan ini menuai pro-kontra karena nilai UMK. (Upah di beberapa kabupaten/kota,
              misalnya, masih lebih kecil daripada kebutuhan hidup layak.)  Ada juga komponen yang dijadikan
              perhitungan kebutuhan hidup layak versi pemerintah tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh
              pihak pekerja.

              Ada  sesat  pikir  dalam  penentuan  upah  minimum  yang  ditentukan  oleh  pemerintah.  Hal  ini
              tertuang  dalam  pasal  43  (2)  PP  78  tahun  2015  tentang  pengupahan.  Pasal  ini  menjelaskan
              kebutuhan hidup layak yang dijadikan pertimbangan adalah standar untuk satu orang pekerja
              lajang selama satu bulan.

              Sementara banyak pekerja tidak selalu mencari uang untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri,
              tapi juga untuk anggota keluarga seperti istri dan anak (apabila sudah menikah), atau orang tua
              dan sanak saudara (apabila belum menikah). Tanggungan seperti ini tidak diperhitungkan dalam
              penentuan upah minimum.

              Walaupun sudah tertera bahwa standar minimal pengupahan adalah untuk satu orang pekerja
              lajang selama satu bulan, ternyata tidak semua daerah mengikuti peraturan ini.

              Bila UMK dengan biaya hidup di masing-masing kota/kabupaten di Pulau Jawa dibandingkan,
              akan terlihat ketimpangan di berbagai kota/kabupaten.

              Untuk satu pekerja lajang tanpa memiliki tanggungan anak atau istri, beberapa kota/kabupaten
              di Pulau Jawa tidak layak dihuni karena biaya hidup lebih tinggi dibandingkan upah minimum
              yang diterima pekerja. Daerah ini adalah Bangkalan dan Sampang di Jawa Timur, Purworejo,
              Wonosobo, Kota Magelang, dan Kabupaten Magelang di Jawa Tengah, dan Seluruh Provinsi DI
              Yogyakarta.
              Seluruh Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, sebagian besar Jawa Tengah dan Jawa Timur,
              layak untuk dihuni jika dilihat dari kelayakan upahnya. Tapi, apabila UU Cipta Kerja berlaku dan
              upah minimum menyesuaikan provinsi, akan terjadi penurunan di beberapa daerah.

              Tangerang Selatan di Banten, sebagian besar Jawa Barat seperti Kota Bandung, Kota Bekasi,
              Karawang, Kota Cimahi, Kota Depok, Purwakarta, Subang, dan Sumedang, beberapa daerah di
              Jawa Timur seperti Gresik, Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Lamongan, dan Sidoarjo,
              mengalami penurunan drastis dari layak menjadi tidak layak.
              Di daerah-daerah yang upah pekerjanya sekarang tidak layak, bila RUU Cipta Kerja disahkan,
              nominal upahnya semakin tidak layak alias amblas.

              Mengingat  rezim  pengupahan  di  Indonesia  hanya  menghitung  kebutuhan  untuk  satu  orang,
              maka bagi pekerja yang memiliki tanggungan seperti anak atau pasangan tidak bekerja akan
              sangat berat hidupnya. Dalam kondisi sekarang, UMK di banyak daerah sudah tidak layak untuk
              menghidupi kondisi orang tua tunggal.

              Bekasi, Kota Bekasi, Bogor, dan Kota Bogor di Jawa Barat, Kota Cilegon, Serang, Kota Serang,
              Tangerang, dan Kota Tangerang di Banten, dan DKI Jakarta masih memberi upah layak dengan


                                                           478
   474   475   476   477   478   479   480   481   482   483   484