Page 167 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2021
P. 167

Berdasarkan hal itulah para buruh memaksa diri untuk tetap bekerja meskipun positif Covid-19.
              Mereka khawatir tidak dapat upah, bila tidak masuk kerja.
              "Pekerja kontrak dan borongan akan terpaksa tetap bekerja, meski sakit, karena takut kehilangan
              upah.  Klaster  pabrik  sangat  agresif,"  ungkap  Dian  dalam  konferensi  pers  virtual,  Senin
              (19/7/2021).

              Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang, dan Kulit Serikat
              Pekerja Seluruh Indonesia (FSP TSK-SPSI), Dion Wijaya, mengatakan perubahan status pekerja
              banyak dilakukan perusahaan kepada buruh sejak Omnibus Law UU Cipta Kerja disahkan.

              "Dengan status itu maka semakin tertekan para pekerja garmen khususnya pekerja perempuan.
              Dengan status begitu meski mereka terpapar mereka terpaksa kerja karena dengan status itu
              mereka khawatir nggak dapat upah," kata Dion, pada kesempatan yang sama.

              Mirisnya lagi bila buruh ketahuan perusahaan terpapar, dia akan diminta pulang untuk isolasi
              mandiri. Namun, buruh tidak mendapatkan fasilitas apapun dari perusahaan.

              "Mereka mungkin bisa bekerja kalau cuma gejala saja belum dicek, tapi yang terpapar itu kalau
              ada yang tes massal disuruh pulang dan isoman. Tapi tanpa ada fasilitas di perusahaan, ini
              muncul problem," ungkap Dion.

              Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang, dan Kulit Konfederasi Serikat Pekerja
              Seluruh Indonesia (FSP TSK-KSPSI) menambahkan sudah banyak bukti dari laporan buruh di
              lapangan yang mengaku bila harus isolasi mandiri di rumah mereka tak mendapatkan upah.














































                                                           166
   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172