Page 192 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2021
P. 192

"Sebagian  besar  anggota  kami  tinggal  di  wilayah  perumahan  padat  sehingga  menyebabkan
              penghuni  perumahan  juga  terpapar.  Klaster  pabrik  menyebabkan  klaster  hunian,"  ujar  Dian,
              dikutip dari tempo.co, Senin (19/7/2021).

              Menurutnya, klaster pabrik terjadi akibat pelanggaran protokol kesehatan oleh pengusaha yang
              berlangsung terus tanpa sanksi. Sejumlah pabrik disebut-sebut tak mengatur shift atau jam kerja
              pekerja sehingga kapasitas karyawan masuk ke kantor masih 100 persen.

              Adapun  klaster  Covid-19  di  pabrik  menyebabkan  buruh  menghadapi  beban  ganda  karena
              ketidakmampuan  mereka  memenuhi  fasilitas  kesehatan  secara  mandiri.  Musababnya,
              perusahaan  acap  tidak  memberikan  jaminan  fasilitas  kesehatan,  seperti  masker  dan  alat
              perlindungan diri lainnya.

              Dian mengatakan kesehatan fisik dan mental serta kondisi perekonomian buruh sudah berada di
              titik terendah. Melihat kondisi ini, buruh pun melayangkan 7 tuntutan kepada pemerintah.

              Pertama,  buruh  meminta  pemerintah  memastikan  konsistensi  pelaksanaan  PPKM  Darurat,
              termasuk memberi sanksi bagi perusahaan yang melanggar protokol kesehatan.

              Aliansi menilai PPKM Darurat yang dilakukan secara ambigu, longgar, dan tidak konsisten akan
              membuat penyelesaian pandemi Covid-19 menjadi lambat.

              Kedua, buruh menuntut pemerintah memastikan perlindungan hak atas kesehatan dan hak-hak
              pekerja. Jaminan itu termasuk memaksa pengusaha melaksanakan protokol kesehatan ketat,
              menyediakan APD memadai, dan pembayaran upah tanpa pemotongan dengan alasan apa pun
              selama pandemi Covid-19.

              Ketiga, buruh menuntut pemerintah memberikan sanksi tegas pada perusahaan yang melakukan
              penyelewengan dan pelanggaran PPKM Darurat.
              Banyak perusahaan disebut-sebut masih mewajibkan pekerjanya terus bekerja tanpa APD, tanpa
              fasilitas kesehatan, dan memaksa pekerja bertanggung jawab sendiri.

              Keempat,  buruh  menuntut  pemerintah  melakukan  moratorium  pelaksanaan  Undang-undang
              Cipta  Kerja.  Undang-undang  ini  memungkinkan  perusahaan  melakukan  PHK,  merumahkan
              pekerja tanpa upah, atau pun memotong upah pekerja dengan alasan pandemi Covid-19.

              Kelima,  buruh  meminta  pemerintah  mendesak  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  serta  Kamar
              Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin untuk memastikan pemenuhan hak-hak kesehatan
              pekerja selama masa pandemi Covid-19.

              Pengadaan vaksin gratis bagi pekerja dan anggota keluarganya di lingkungan pabrik, jaminan
              upah, dan fasilitas rehabilitasi kesehatan gratis bagi pekerja adalah sejumlah tindakan konkrit
              wujud solidaritas sosial pengusaha di masa sulit.

              Keenam, buruh menuntut pemerintah serta Kadin dan Apindo memastikan hak-hak asasi pekerja
              sesuai dengan standar perburuhan ILO yang sudah diratifikasi pemerintah. Indonesia diyakini
              bisa menang dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19 bila melaksanakan tuntutan tersebut.












                                                           191
   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197