Page 21 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2021
P. 21
Sumber merdeka.com yang lain menuturkan, sejumlah karyawan pabrik yang tergabung dalam
serikat buruh berencana melakukan aksi, dengan poin tuntutan utamanya agar gaji tetap dibayar
penuh.
"Kemarin-kemarin kan enggak ada reaksi pas perusahaan tetap mempekerjakan karyawan 100
persen. Sekarang pas ada potongan gaji baru mau aksi," kata perempuan berusia 25 tahun itu.
Sebelum PPKM Darurat diberlakukan, menurutnya, perusahaan berpihak kepada karyawan.
Semua hak karyawan, mulai dari gaji, jaminan kesehatan, hingga yang lainnya diberikan.
Selama pandemi Covid-19, pihak perusahaan bahkan memberikan vitamin kepada para pekerja
walau hanya sekali dalam sebulan. Menu makanan yang diberikan pun cukup baik, tidak pernah
lepas dari ikan, daging, dan telur sebagai menu pendamping nasi.
"Sekarang ini, khususnya selama PPKM Darurat, mereka yang tidak kerja, karena aturan, enggak
akan dapat gaji full. Tapi mungkin saja ada yang full karena jumlah yang kerja masih di atas 50
persen karena setiap harinya yang kerja lebih dari 2.500 orang. Apalagi sekarang banyak
karyawan baru kan," katanya.
Menurut dia, pekerja PT Chang Shin Reksa Jaya tidak berkerumun saat bertugas, ada pengaturan
jarak. Perusahaan pun mewajibkan seluruh pekerja mengenakan masker dan sudah dikontrol
petugas sejak mulai masuk area pabrik.
Namun, kerumunan biasanya muncul saat datang dan hendak pulang. "Bagaimanapun ceritanya,
kalau pas datang dan pulang pasti berkerumun. Kan di sini juga sudah banyak yang terpapar,
kemungkinannya dari sana, " jelasnya.
Saat kasus Covid-19 di Garut meningkat, dia bahkan mengaku sempat diminta orang tua untuk
mengambil cuti karena khawatir terpapar dan memaparkan. Namun dia tidak bisa melakukannya
karena kebutuhan dan takut dipecat.
"Masa iya cutinya lama, kan enggak mungkin. Sekarang cari uang susah, mau tidak mau harus
menghadapi risiko, termasuk risiko terpapar. Upaya saja yang maksimal, bermasker dan pas
pulang langsung mandi dan ganti baju," tutupnya.
Merdeka.com telah berusaha menghubungi Humas PT Chang Shin untuk melakukan klarifikasi,
namun hingga berita ini tayang, pesan WhatsApp yang dikirim tidak dibalas.
Pabrik sepatu PT Chang Shin Reksa Jaya yang berlokasi di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut
menerapkan sistem kerja sehari masuk sehari libur kepada karyawan dan buruh. Kebijakan
tersebut dilakukan setelah mendapat sanksi denda Rp20 juta karena kedapatan mempekerjakan
100 persen buruh di masa PPKM Darurat.
Sebagai industri nonesensial namun berorientasi ekspor, pabrik sepatu Nike ini hanya boleh
mempekerjakan 50 persen buruhnya. Hukuman terhadap PT Chang Shin Reksa Jaya dijatuhkan
hakim Pengadilan Negeri (PN) Garut dalam sidang tindak pidana ringan (tipiring) yang digelar,
Kamis (8/7). Perwakilan perusahaan sempat meminta keringanan pembayaran, namun hakim
menolaknya.
Manajer Legal PT Chang Shin Reksa Jaya Tikno saat itu mengaku bahwa pelanggaran terjadi
karena adanya kesalahan persepsi. Pihaknya awalnya memahami kebijakan work from office
(WFO) 50 persen itu hanya berlaku untuk staf.
"Kami menerima putusan hakim dan akan membayar dendanya," katanya.
Setelah mendapat sanksi, PT Chang Shin Reksa Jaya tetap mempekerjakan seluruh buruhnya.
Namun hari bekerjanya dibagi, bergantian, sehingga jumlah yang masuk hanya 50 persen. [cob]
20

