Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2021
P. 50
Judul ILO: Perempuan Hadapi Risiko Kehilangan Pekerjaan Lebih Besar
Nama Media koran-jakarta.com
Newstrend Dampak Virus COVID-19 dalam Ketenagakerjaan
Halaman/URL https://koran-jakarta.com/ilo-perempuan-hadapi-risiko-kehilangan-
pekerjaan-lebih-besar
Jurnalis redaksi
Tanggal 2021-07-21 00:00:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Barenbang
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Narasumber
positive - Organisasi Buruh Internasional (ILO) (N/A) Meski pertumbuhan lapangan kerja di tahun
2021 untuk perempuan diproyeksi akan melampaui laki-laki, namun itu tidak akan cukup untuk
membawa perempuan kembali ke tingkat pekerjaan pra-pandemi
positive - Organisasi Buruh Internasional (ILO) (N/A) Hanya 43,2 persen wanita usia kerja dunia
yang akan dipekerjakan, pada tahun 2021, dibandingkan dengan 68,6 persen pria usia kerja
Ringkasan
Selama pandemi Covid-19, perempuan menghadapi risiko kehilangan pekerjaan lebih besar
daripada lelaki. Dan hanya lapangan kerja untuk lelaki yang kemungkinan akan pulih di tahun
ini ke tingkat yang sama seperti sebelum pandemi. Demikian pernyataan Organisasi Buruh
Internasional (ILO), pada Senin (19/7). Badan PBB yang mengurusi tenaga kerja itu menyatakan
wanita memiliki risiko lebih besar terkena pemutusan hubungan kerja atau mengalami
pengurangan jam kerja selama periode pembatasan ekonomi dan sosial, akibat pandemi.
Bahkan, banyak wanita tidak hanya kehilangan pendapatan, tetapi juga menanggung beban
kerja yang tidak dibayar.
ILO: PEREMPUAN HADAPI RISIKO KEHILANGAN PEKERJAAN LEBIH BESAR
Selama pandemi Covid-19, perempuan menghadapi risiko kehilangan pekerjaan lebih besar
daripada lelaki. Dan hanya lapangan kerja untuk lelaki yang kemungkinan akan pulih di tahun
ini ke tingkat yang sama seperti sebelum pandemi. Demikian pernyataan Organisasi Buruh
Internasional (ILO), pada Senin (19/7).
Badan PBB yang mengurusi tenaga kerja itu menyatakan wanita memiliki risiko lebih besar
terkena pemutusan hubungan kerja atau mengalami pengurangan jam kerja selama periode
pembatasan ekonomi dan sosial, akibat pandemi. Bahkan, banyak wanita tidak hanya kehilangan
pendapatan, tetapi juga menanggung beban kerja yang tidak dibayar.
49

