Page 139 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 DESEMBER 2020
P. 139
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman Serikat Pekerja
Seluruh Indonesia (FSP-RTMM-SPSI) Sudarto kembali meminta kepada pemerintah untuk tidak
menaikkan tarif cukai segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) pada 2021, serta berharap agar
kenaikan tarif cukai segmen rokok mesin di bawah 10 persen atau single digit.
SAH, CUKAI ROKOK NAIK 12,5 PERSEN DI 2021
Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan kenaikan tarif cukai
rokok sebesar 12,5 persen. "Kita akan naikkan cukai rokok sebesar 12,5 persen," ujar menkeu
dalam Press Statement : Kebijakan Cukai Rokok, Kamis (10/12/2020).
Rinciannya, untuk industri yang mengeluarkan atau meprosukdi sigarete putih mesin (SPM)
golongan I akan dinaikkan sbeesar 18,4 persen, SPM IIA 16,5 persen, dan SPM IIB naik sebesar
18,1 persen. Kemudian, untuk sigaret kretek mesin (SKM), untuk golongan I naik sebesar 16,9
persen, SKM IIA naik 13,8 persen, dan SKM IIB naik 15,4 persen.
"Sementar itu, untuk industi sigaret kretetk tangan (SKT), tarif cukainya tidak berubah. Atau
dalam hal ini tidak dinaikkan. Artinya kenaikannya 0 persen," kata Menkeu.
Hal ini, lanjut Menkeu, mempertimbangkan bahwa industri SKT adalah yang memiliki tenaga
kerja terbesar dibandingkan yang lainya.
"Dengan komposisi tersebut, maka rata-rata kenaikan tarif cukai adalah sebesar 12,5 persen. Ini
dihitung rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah prosuksi dari masing-masing jenis dan
golongan," jelas Menkeu.
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman Serikat Pekerja
Seluruh Indonesia (FSP-RTMM-SPSI) Sudarto kembali meminta kepada pemerintah untuk tidak
menaikkan tarif cukai segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) pada 2021, serta berharap agar
kenaikan tarif cukai segmen rokok mesin di bawah 10 persen atau single digit.
Hal ini demi menjaga keberlangsungan industri hasil tembakau dan juga tenaga kerja. Terlebih,
saat ini kondisi IHT terpuruk akibat kenaikan cukai tinggi pada 2020, serta situasi pandemi
COVID-19.
"Saya setuju supaya cukai untuk SKT tidak usah dinaikkan. Sehingga, mereka yang bekerja
sekarang ini masih bertahan, jadi tidak menambah pengangguran. Dunia usaha justru harus
didorong supaya bisa merekrut yang baru. Paling sedikit mempertahankan mereka yang sudah
bekerja," ujar Sudarto, Senin (23/11/2020).
Disampaikan oleh Sudarto, tenaga kerja rokok adalah korban paling rentan jika ada kenaikan
tarif cukai SKT pada 2021.
"Mereka semua tulang punggung keluarga. Realitas dalam regulasi tentang IHT, suka tidak suka
telah menghantam kepastian pekerja rokok. Khususnya sektor SKT yang merupakan sektor padat
karya menyerap tenaga kerja besar, serta termasuk pembangkit ekonomi daerah.
Sudarto mengharapkan kepedulian Pemerintah sebagai bukti perlindungan kepada pekerja.
Untuk itu harus ditekankan bahwa perusahaan sekarang ini bisa menyerap tenaga kerja, harus
diupayakan untuk tidak mengurangi tenaga kerja.
Sementara itu, pengamat ketenagakerjaan Payaman Simanjuntak menyatakan meski pemerintah
sudah melakukan berbagai usaha, tapi hal tersebut belum menolong menanggulangi masalah
pengangguran.
138