Page 152 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 DESEMBER 2020
P. 152

Ringkasan

              Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Djaka Badrayana
              menilai  Undang-Undang  (UU)  no.  11/2020  tentang  Cipta  Kerja  memilik  semangat  untuk
              mensejahterakan rakyat. Kesejahteraan masyarakat, baginya, adalah tujuan yang harus dicapai
              oleh  seorang  pejabat  publik,  khususnya  kepala  negara  dan  daerah.  Kesejahteraan  yang  dia
              maksud di sini dalam konteks ekonomi, yakni memiliki pendapatan yang layak.



              AKADEMISI UIN JAKARTA: UU CIPTA KERJA MILIKI SEMANGAT SEJAHTERAKAN
              RAKYAT

              Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Djaka Badrayana
              menilai  Undang-Undang  (UU)  no.  11/2020  tentang  Cipta  Kerja  memilik  semangat  untuk
              mensejahterakan rakyat.

              "Terlepas  dari  dinamikanya,  jika  dicermati  semangat  dari  UU  Cipta  Kerja  itu  pada
              mensejahterakan rakyat," kata Djaka dalam keterangannya pada diskusi daring bertajuk yang
              digelar oleh Institut Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Indeks) pekan lalu.

              Kesejahteraan  masyarakat,  baginya,  adalah  tujuan  yang  harus  dicapai  oleh  seorang  pejabat
              publik,  khususnya  kepala  negara  dan  daerah.  Kesejahteraan  yang  dia  maksud  di  sini  dalam
              konteks ekonomi, yakni memiliki pendapatan yang layak.
              "Kalau saya seorang presiden, saya bertanggung jawab atas 267 juta orang. Yang harus jadi
              concern  saya  adalah  bagaimana  membuat  kesejahteraan  mereka  meningkat,  yang  dalam
              indikator ekonomi berdasarkan pendapatan per kapita yang meningkat," ujarnya.

              Untuk  meningkatkan  pendapatan  per  kapita  masyarakat,  maka  harus  memacu  pertumbuhan
              (PDB), dengan mendorong konsumsi pemerintah lebih tinggi, investasi lebih tinggi dan ekspor
              dikurangi impor.

              Menurutnya,  dalam  konteks  Indonesia,  faktor  investasi  begitu  penting  untuk  meningkatkan
              kesejahteraan  masyarakat.  Bagaimana  investasi  itu  penting  dan  dapat  meningkatkan
              kesejahteraan atau pendapatan masyarakat, Dosen FEB UIN Jakarta ini pun menerangkan alur
              logikanya.

              "Kalau ingin output naik, maka capital atau investasi, pekerja, teknologi dan semua faktor-faktor
              produksi itu harus ditingkatkan untuk berproduksi, menyerap tenaga kerja, menghasilkan barang
              yang  akan  dibeli  masyarakat,  mendapatkan  untung  dan  modal  baru  lalu  pekerjanya
              mendapatkan pendapatan. Itu efek kesejahteraan dari aktivitas investasi," terangnya.

              Djaka menambahkan, investasi menjadi sangat penting kehadirannya karena saat ini pekerja
              tersedia  banyak  di  Indonesia,  sumber  daya,  teknologi  dan  lahan  juga  tersedia.  Kapital  atau
              investasi  lah  menjadi  faktor  utama  yang  membuat  faktor-faktor  produksi  lain  itu  menjadi
              produktif.

              "Sebetulnya investasi bisa juga mengandalkan investor dalam negeri. Namun berdasarkan data
              2020, Bank Indonesia (BI) mengatakan, dana pihak ketiga di perbankan Indonesia saat ini ada
              6.300  triliun  rupiah.  Itu  dana  milik  orang  Indonesia.  Pertanyaannya,  kenapa  orang  lebih
              cenderung pilih simpan duit di bank daripada menginvestasikannya di sektor produktif?" beber
              Djaka.

              Alasannya, menurut Djaka, aktivitas investasi bukan hanya didorong oleh faktor ekonomi semata.
              Bisa juga dipengaruhi oleh faktor non ekonomi. Seperti regulasi yang ada, izin yang berbelit-belit

                                                           151
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157