Page 30 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 MEI 2021
P. 30
DILEMA "PEKERJAAN KAKI" UNTUK HADIRKAN APA ADANYA
"Datang dan lihatlah. Pesan ini sebagai inspirasi bagi setiap bentuk komunikasi yang ingin makin
jelas dan jujur: dalam dunia jurnalistik, di internet, khotbah harian Gereja, dan dalam politik,
atau komunikasi sosial. Datang dan lihatlah."
Bulan Mei tahun ini seharusnya menjadi bulan yang menguatkan bagi mereka yang berkarya di
bidang komunikasi sosial, dan terutama yang berkarya di bidang media massa: jurnalistik. Bulan
ini, peringatan tiga momen internasional terkait dengan jurnalisme dan komunikasi berlangsung
di seluruh dunia.
Tri Agung Kristanto
Pandemi Covid-19 tak menghalangi kegairahan masyarakat dunia merayakan ketiga hari
istimewa itu meski dengan situasi yang lebih terbatas. Tanpa kerumunan massa, dan tentu tetap
memperhatikan protokol kesehatan.
Pada 1 Mei lalu, nyaris seluruh pekerja di dunia merayakan Hari Buruh Internasional atau May
Day. Sebagian pekerja media, termasuk wartawan merupakan buruh, bukan pemilik media.
Mereka pun ikut merayakan hari butuh itu, termasuk di Indonesia.
Direktur Jenderal Organisasi Buruh Internasional (ILO) Guy Ryder, pada peringatan May Day
2021, menyerukan kepada pekerja, pengusaha, pemerintah, organisasi internasional, dan semua
pihak yang berkomitmen untuk membangun kembali dengan lebih baik, bekerja sama dalam
mewujudkan dunia kerja yang adil dan bermartabat bagi semua. "Tidak ada yang aman sampai
semua orang aman," ujarnya.
Dia menambahkan, pada masa pandemi tidak ada yang bisa menjadi tak peduli terhadap situasi
orang lain, dalam menghadapi kerapuhan dunia yang saling bergantung. Solidaritas menjadi
kunci untuk kelangsungan hidup dan kemakmuran bersama, di dalam perbatasan atau lintas
batas.
Saat menghadapi krisis hari ini dan melihat ke masa depan, pemulihan seharusnya berpusat
kepada manusia, dengan keadilan dan kesetaraan, pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif
untuk semua. Tentu pe-kerja media, khususnya wartawan, mempunyai peran signifikan untuk
mewujudkan keterbukaan, kesetaraan, dan keadilan bagi semua warga dunia, khususnya saat
menghadapi Covid-19 dan distribusi vaksin. Inklusif untuk semua.
Dua hari kemudian, pada 3 Mei, pekerja media merayakan Hari Kemerdekaan Pers Sedunia.
Perayaan ini ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1993 setelah Organisasi
Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO)
mengusulkannya tahun 1991. Tema Hari Kebebasan Pers Sedunia (World Press Freedom Day)
tahun 2021 ialah "Information as a Public Good". Informasi merupakan barang publik sehingga
tidak boleh ada siapa pun yang menguasainya demi keuntungannya semata atau kelompoknya.
Dalam konteks jurnalisme, tema ini juga mengingatkan pada pesan "Sepuluh Elemen Jur-
nalisme"(Bill Kovack dan Tom Rosentiel) bahwa jurnalisme bertanggung jawab kepada publik.
Berpihak pula kepada kepentingan publik, bukan pada pemilik modal, penguasa, atau pimpinan
partai politik. Sekalipun di dunia ini, banyak media massa yang kali pertama didirikan oleh tokoh
partai atau dimiliki oleh partai atau pimpinan parpol.
Menurut Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay, informasi sebagai barang publik
menegaskan pentingnya informasi yang terverifikasi dan andal, tak terbantahkan. Jurnalis yang
bebas dan profesional berperan penting dalam memproduksi dan menyebarkan informasi ini,
dengan menangani misinformasi dan konten berbahaya lainnya. Jurnalisme penting diperkuat
sehingga bisa memajukan transparansi dalam masyarakat dan pemberdayaan publik, tanpa
29

