Page 48 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 MEI 2021
P. 48
Judul Cegah Klaster Perkantoran, Kebijakan WFH Perlu Diperluas
Nama Media mediaindonesia.com
Newstrend Antisipasi Penyebaran Virus COVID-19
Halaman/URL https://mediaindonesia.com/ekonomi/405285/cegah-klaster-
perkantoran-kebijakan-wfh-perlu-diperluas
Jurnalis redaksi
Tanggal 2021-05-16 22:30:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
negative - Endang Tirtana (Direktur Eksekutif Indonesia Watch for Democracy) Kebijakan itu
merupakan antisipasi klaster perkantoran akibat dari libur lebaran dan tidak ditutupnya tempat
wisata. Perlu diketahui, sebelum liburan telah terjadi lonjakan kasus klaster kantor
negative - Endang Tirtana (Direktur Eksekutif Indonesia Watch for Democracy) Jangan setelah
kejadian baru kemudian ambil keputusan
negative - Endang Tirtana (Direktur Eksekutif Indonesia Watch for Democracy) Jika tidak bisa
WFH total sebaiknya ada kebijakan untuk setiap karyawan agar membawa bukti swab antigen
yang hasilnya satu hari sebelum masuk kerja
Ringkasan
Indonesia Watch for Democracy (IWD) mendesak pemerintah menambah kuota pegawai yang
bekerja dari rumah (work form home) demi mencegah terbentuknya klaster perkantoran setelah
libur Hari Raya Idul Fitri yang berakhir Minggu.
"Kebijakan itu merupakan antisipasi klaster perkantoran akibat dari libur lebaran dan tidak
ditutupnya tempat wisata. Perlu diketahui, sebelum liburan telah terjadi lonjakan kasus klaster
kantor," kata Direktur Eksekutif Indonesia Watch for Democracy Endang Tirtana lewat
keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (16/5).
CEGAH KLASTER PERKANTORAN, KEBIJAKAN WFH PERLU DIPERLUAS
INDONESIA Watch for Democracy (IWD) mendesak pemerintah menambah kuota pegawai yang
bekerja dari rumah (work form home) demi mencegah terbentuknya klaster perkantoran setelah
libur Hari Raya Idul Fitri yang berakhir Minggu.
"Kebijakan itu merupakan antisipasi klaster perkantoran akibat dari libur lebaran dan tidak
ditutupnya tempat wisata. Perlu diketahui, sebelum liburan telah terjadi lonjakan kasus klaster
47

