Page 58 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 MEI 2021
P. 58
Link and match ketenagakerjaan dan transformasi kewirausahaan merupakan salah satu fokus
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dalam mengentaskan masalah ketenagakerjaan di
Indonesia. Lalu bagaimana implementasinya saat ini? Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah
mengutip hasil studi Bappenas dan Bank Dunia (2020) yang menunjukan bahwa Sistem
Informasi Pasar Kerja (SIPK) Indonesia berada pada tingkat dasar menuju menengah. SIPK
Indonesia saat ini masih belum optimal, belum ideal, serta terbatas.
CARA KEMNAKER ATASI MASALAH LINK AND MATCH KETENAGAKERJAAN DI RI
Link and match ketenagakerjaan dan transformasi kewirausahaan merupakan salah satu fokus
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dalam mengentaskan masalah ketenagakerjaan di
Indonesia. Lalu bagaimana implementasinya saat ini? Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah
mengutip hasil studi Bappenas dan Bank Dunia (2020) yang menunjukan bahwa Sistem
Informasi Pasar Kerja (SIPK) Indonesia berada pada tingkat dasar menuju menengah. SIPK
Indonesia saat ini masih belum optimal, belum ideal, serta terbatas.
Oleh karena itu, dibutuhkan upaya membangun SIPK yang ideal untuk mempercepat upaya
pengurangan pengangguran dan memperluas kesempatan kerja. Permasalahan pasar kerja di
Indonesia yakni mismatch lulusan pendidikan dengan dunia kerja, job matching yang kurang
efisien, kurangnya jumlah tenaga kerja yang sesuai kebutuhan kerja, dan rendahnya
produktivitas tenaga kerja.
"Sistem informasi pasar kerja kita harus didorong lebih kuat lagi. Setidak-tidaknya menuju sistem
pasar kerja ideal seperti di Korea Selatan yang memiliki lima karakteristik, yaitu relevan, handal,
efisien, berfokus pada klien, dan komprehensif," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa
(11/5/2021).
Diungkapkannya, pengembangan, perbaikan, dan optimalisasi pasar kerja menemukan
momentumnya di masa pandemi mengingat ketersediaan data ketenagakerjaan yang dinamis
menjadi penentu kebijakan di bidang ketenagakerjaan. Pelaksanaan bantuan subsidi upah (BSU)
dengan BPJS Ketenagakerjaan menjadi modal awal integrasi sistem pasar kerja yang baik.
"Kementerian Ketenagakerjaan membuat grand design pengembangan pasar kerja Indonesia
dibagi tiga tahap, dari jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Pada jangka
pendek (realtime) dikembangkan sistem informasi pasar kerja (Labor Market Information
System-LMIS)," ujar Ida.
"Selanjutnya, untuk kepentingan perencanaan pendidikan dan pelatihan vokasi jangka
menengah dikembangkan sistem monitoring keterampilan (skill monitoring system),"
tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan untuk analisis tenaga kerja jangka panjang dan bersifat strategis
terkait kebijakan pembangunan ekonomi jangka menengah dan jangka panjang dikembangkan
kerangka analisis permintaan tenaga kerja (demand analysis framework) atau perencanaan
tenaga kerja (manpower planning framework).
"Diharapkan dengan link and match ketenagakerjaan ini dapat membangun integrasi pelatihan,
sertifikasi dan penempatan tenaga kerja dalam sebuah bisnis proses utuh dan efektif untuk
mempertemukan pencari kerja dengan permintaan pasar kerja secara lebih menyeluruh,"
ujarnya.
Transformasi Kewirausahaan
57

