Page 91 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 MEI 2021
P. 91
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan pilih kasih ini menciderai rasa keadilan buruh Indonesia
yang tak bisa mudik ke kampung halaman untuk melepas rindu dengan keluarga mereka, bahkan
sebagian buruh belum menerima tunjangan hari raya dan puluhan ribu lainnya telah dirumahkan
akibat pandemi. "Tenaga kerja asing kembali menerima karpet merah. Jelas, ini sangat
menciderai rasa keadilan buruh Indonesia," kata Said Iqbal dalam keterangannya di Jakarta,
Sabtu (15/5).
Dia menilai izin yang diberikan elit pejabat terhadap kehadiran tenaga kerja asing saat Lebaran
menujukan sikap tidak peka, karena di saat bersamaan pemerintah melarang warganya untuk
mudik ke kampung halaman.
"Hilang kegarangan para pejabat yang sepertinya hanya berlaku untuk para penyekat di
perbatasan kota. Padahal buruh yang mudik tidak memakai pesawat carteran, tetapi membeli
sendiri bensin motor dan makan ketika sebagian dari mereka uang THR-nya tidak dibayar penuh
oleh pengusaha," ujar Said.
KSPI secara tegas menolak kedatangan tenaga kerja asing yang menjadi buruh kasar di industri-
industri konstruksi, perdagangan, baja, tekstil, pertambangan nikel, dan industri-industri lain,
karena posisi pekerjaan itu bisa merekrut buruh lokal Indonesia.
Pemberlakuan ombibus law Undang-Undang Cipta Kerja membuat para pekerja asing kebal
hukum karena saat ini para buruh kasar yang masuk ke Indonesia tak lagi memerlukan izin
tertulis dari menteri, tetapi cukup dari perusahaan pengguna jasa tenaga kerja asing melaporkan
rencana kedatangan mereka.
Kedatangan tenaga kerja asing dari China dan India, lanjut Said, menegaskan fakta bahwa
omnibus law memudahkan masuknya tenaga kerja asing yang justru mengancam lapangan
pekerjaan lokal. "Kami mendesak pemerintah bersikap adil, menegakkan aturan, dan
menunjukkan keberpihakannya terhadap kepentingan nasional para buruh lokal, bukan tenaga
kerja asing," tegasnya. (Antara).
90

