Page 42 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JUNI 2021
P. 42

KEMENPPPA DAMPINGI 17 ANAK KORBAN EKSPLOTITASI DI SIKKA NTT

              Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bersama pihak-
              pihak  terkait  tengah  memantau  dan  mendampingi  17  anak  yang  diduga  menjadi  korban
              eksploitasi di sebuah tempat hiburan malam (THM) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur
              (NTT).

              "Kami bersama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT,
              Polda NTT, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
              Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kab. Sikka, Dinas Sosial Kab. Sikka, dan Dinas Tenaga Kerja dan
              Transmigrasi  (Disnakertrans)  Kabupaten  Sikka  akan  terus  melakukan  pemantauan  dan
              pendampingan kepada anak-anak yang menjadi korban," ujar Deputi Perlindungan Khusus Anak
              Kemen PPPA Nahar dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin malam.

              Nahar mengatakan seluruh anak korban yang diketahui berasal dari Jawa Barat dan berusia 14-
              18 tahun itu secara umum mengalami masalah psikologis yaitu stres pada kategori sedang.
              Ia menjelaskan, anak korban tersebut belum siap direintegrasi ke kampung halaman, dengan
              alasan  kebutuhan  ekonomi  keluarga  sehingga  mereka  ini  membutuhkan  layanan  rehabilitasi
              sosial.

              "Usia  remaja  merupakan  usia  mencoba  hal-hal  baru,  sehingga  ketika  anak  terkena  masalah
              mereka mudah stres, karena tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup dan ketahanan
              iman yang baik. Oleh karenanya, kami, serta penanganan dan pendampingan berupa psiko-
              edukasi dan terapi psikologis bagi anak-anak korban," ujar Nahar.
              Nahar menambahkan bahwa saat ini sedang dalam tahap koordinasi dengan pihak-pihak terkait
              bersamaan dengan upaya untuk melengkapi persyaratan tahapan rehabilitasi dan reintegrasi. Di
              samping itu, Nahar mengingatkan agar upaya dan solusi yang dilakukan tetap mengedepankan
              kepentingan terbaik bagi anak-anak korban.
              Anak-anak korban rencananya akan dipindahkan ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan
              Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Naibonat milik Kementerian Sosial RI, di Kabupaten Kupang,
              NTT pada Selasa, 29 Juni 2021.

              Pemindahan tersebut dilakukan untuk mempercepat pemeriksaan hukum lebih lanjut, proses
              rehabilitasi dan reintegrasi atau pemulangan dengan persyaratan yang dilengkapi.

              Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kab. Sikka juga siap
              melengkapi  dan  memastikan  surat-surat  kelengkapan  untuk  perjalanan  anak  korban,  seperti
              hasil antigen dan surat lainnya yang diperlukan. Sementara itu, Polres Kabupaten Sikka dan
              Polda NTT siap melakukan pengamanan dan pengawalan anak-anak korban menuju BRSAMPK
              Naibonat milik Kementerian Sosial RI.

              Terkait  informasi  kaburnya  empat  anak  korban  dari  tempat  penampungan  sementara  atau
              shelter,  Kemen  PPPA  juga  telah  berkoordinasi  dengan  pihak  kepolisian  untuk  melacak
              keberadaan anak-anak korban tersebut.

              "Kami telah berkoordinasi dengan Polres Kab. Sikka dan Polda NTT untuk melacak keberadaan
              empat anak korban tersebut agar dapat mengikuti proses rehabilitasi dan reintegrasi. Kepada
              siapapun yang mengetahui keberadaan anak-anak korban, dan pihak-pihak yang terlibat dalam
              pelarian ini, kami mohon untuk segera melaporkan ke kepolisian terdekat, dan penegak hukum
              dapat menindaknya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata Nahar.

              .


                                                           41
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47