Page 160 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 DESEMBER 2021
P. 160

GUBERNUR WAHIDIN BANTAH PENETAPAN UMP BANTEN HANYA AKOMODIR
              KEPENTINGAN PENGUSAHA
              Gubernur Banten Wahidin Halim menegaskan, penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP)
              Banten mengacu pada peraturan yang berlaku. UMP Banten yang telah ditandatanganinya itu,
              berdasarkan kepentingan semua pihak.

              "Saya melihat dari kepentingan semuanya. Jadi saya tidak berpihak kepentingan pengusaha.
              Kalau  kita  misalnya  membuat  keputusan  berpihak  pada  buruh  kan  salah.  Kan  ada  sanksi
              administratif," tegas Wahidin Halim di rumahnya kawasan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang,
              Kamis (23/12).

              Dia mengaku, penetapan UMP Banten, juga didasari pada kondisi ekonomi di Banten, yang saat
              ini baru akan mulai bangkit kembali.

              "Sebenarnya  saya  bukan  takut  pada  sanksi  administratif,  kalau  saya  melihatnya  lebih  pada
              perspektif bagaimana kegiatan usaha berjalan, pengangguran tertanggulangi. Dan itu (UMP)
              baik pendalaman tim dan kajian saya, itu ya pertimbangannya," kata Wahidin.

              Menurut Wahidin, konflik pengupahan di daerah selalu terjadi setiap tahunnya. Sebab, setiap
              tahunnya buruh selalu menuntut kenaikan upah sementara kalangan pengusaha tidak bersedia
              memenuhi keinginan buruh.

              "Jadi memang di Indonesia ini konflik perburuhan dan modal tiap tahun. Buruh tiap tahun minta
              naik, pengusaha tidak mau naikin. Tapi demonya mah ke pemerintah kota/kabupaten. Makanya
              tugas Gubernur, wali kota memfasilitasi, membangun silaturrahmi, memoderasi pertemuan itu,"
              jelas dia.

              Wahidin  juga  menegaskan  bahwa,  sebelum  UMP  Banten  ditetapkan,  seluruh  pihak  baik
              perwakilan pemerintah, pelaku usaha dan buruh telah diajak berdiskusi bersama di rumahnya.
              Dari pertemuan itu, seluruhnya sebenarnya menyepakati jalan tengah penetapan UMP.

              "Sebelum ada keputusan kita kumpulin, Dinas dikumpulin, ada buruh, Apindo, damai-damai saja.
              Tapi sudah waktunya ini akhirnya kita yang diserang," ucap Wahidin.

              Dengam kondisi itu setiap tahunnya, Wahidin berharap agar Pemerintah Pusat bisa langsung
              memutuskan UMP di setiap wilayah. "Kedepan harus ada peraturan tegas pemeirntah terlibat
              atau dilibatkan," ucap Gubernur Banten.
              Gubernur Banten Wahidin Halim sebelumnya telah menetapkan UMP Banten tahun 2022 sebesar
              Rp2.501.203,11.  Besaran  UMP  tahun  2022  itu  ditetapkan  berdasarkan  Keputusan  Gubernur
              Banten Nomor 561/Kep.280-Huk/2021.

              Besaran UMP tahun 2022 naik 1,63% atau sebesar Rp 40.206,57 dibanding besaran UMP tahun
              2021 yang mencapai Rp 2.460.996,54.

              [bal].













                                                           159
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165