Page 110 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 NOVEMBER 2020
P. 110
PENGANGGURAN PADA 2021 DIPERKIRAKAN TERUS MENINGKAT
Lembaga kajian Institut for Development and Economic Finance (Indef) memperkirakan belum
pulihnya perekonomian nasional akan memicu angka pengangguran. Angka pengangguran
tersebut akan terus meningkat sampai pada 2021 mendatang karena tambahan angkatan kerja
yang tidak terserap.
Diperkirakan angka pengangguran terbuka akan mencapai 7,8 persen atau 10,4 juta jiwa dari
total angkatan kerja. Per Agustus 2020, jumlah angkatan kerja di Indonesia sebanyak 138,22
juta jiwa.
Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, di Jakarta, Senin (23/11), mengatakan tambahan
pengangguran tahun depan sebanyak 3,6 juta orang yang terdiri dari pekerja yang kehilangan
pekerjaannya akibat terdampak Covid-19 sebanyak 1,1 juta orang dan 2,5 juta orang angkatan
kerja baru yang tidak terserap. "Industri akan cenderung mempekerjakan tenaga kerja yang
sebelumnya dirumahkan atau dikurangi jam kerjanya," kata Tauhid.
Di sisi lain, jumlah pekerja yang bekerja dari rumah saat pandemi akan membuat kebutuhan
akan pekerja khususnya di sektor jasa berkurang. Seiring dengan meningkatnya pengangguran
maka berbanding lurus dengan melonjaknya angka kemiskinan. Dia memperkirakan angka
kemiskinan akan mencapai 10,5 persen.
Hal itu disebabkan beberapa faktor, seperti program perlindungan sosial dan program pemulihan
ekonomi tidak menurunkan angka kemiskinan, hanya menjaga belanja penduduk miskin tersebut
agar tidak jatuh ke kondisi yang lebih buruk. "Pengangguran yang meningkat akan mendorong
tambahan penduduk miskin baru, khususnya berasal dari kelompok di atas garis kemiskinan,"
kata Tauhid.
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyatakan jumlah
pengangguran di Indonesia pada Agustus 2020 bertambah sebanyak 2,67 juta orang dari 7,1
juta orang menjadi 9,77 juta orang atau dari 5,23 persen menjadi 7,07 persen akibat pandemi
Covid-19. "Kalau kita lihat tambahan pengangguran akibat Covid-19 adalah 2,67 juta orang,"
kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, di Jakarta, Senin (23/11).
Selama periode Agustus 2019 hingga Agustus 2020 juga, jelas Menkeu, terdapat tambahan
angkatan kerja baru yaitu 2,36 juta orang serta penurunan lapangan kerja akibat Covid-19
sebanyak 0,31 juta. Lebih lanjut dijelaskan, dari 29,12 juta angkatan kerja yang terdampak
Covid-19, sebanyak 2,56 juta orang merupakan pengangguran, 0,7 juta orang itu bukan
angkatan kerja, 1,77 juta orang untuk sementara tidak bekerja, dan 24 juta orang bekerja,
namun dengan jam yang lebih rendah.
"Ini akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka. Ini tantangan yang harus kita
selesaikan," tegas Sri Mulyani.
Penambahan jumlah pengangguran berimplikasi pada berkurangnya tingkat kesejahteraan
masyarakat yang sebetulnya mencapai 10,69 persen, namun dengan adanya bansos maka
berkurang menjadi 9,69 persen. "Adanya perlindungan sosial maka kita bisa menurunkan
dampak buruk," kata Menkeu. n.
109