Page 29 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 NOVEMBER 2020
P. 29

neutral - Herawanto (Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar) Kenaikan upah dalam
              tingkat yang wajar dan untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama di daerah-daerah yang
              membutuhkan tenaga terampil (skilled worker) dan penggunaan teknologi yang cukup tinggi
              oleh pusat-pusat produksi/industrinya, masih dapat dipertimbangkan



              Ringkasan

              Buruh mendesak Gubernur Jabar untuk menaikkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2021
              sesuai  dengan  rekomendasi  awal,  yakni  sebesar  8%,  di  seluruh  Jabar.  Seperti  diberitakan
              sebelumnya, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jabar, terdapat 10 kabupaten/kota
              yang UMKnya tidak naik. Di lain pihak, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar mengaku
              kecewa  terhadap  keputusan  tersebut.  Bukan  tidak  mungkin,  dalam  waktu  dekat,  banyak
              perusahaan yang terpaksa mengurangi jumlah karyawan.

              Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar Dedy Widjaja menyayangkan
              keputusan sejumlah kepala daerah yang tidak menghiraukan surat edaran dari Menteri Tenaga
              Kerja yang tidak menaikkan upah minimum provinsi (UMP) 2021.



              UMK 2021 DINAIKKAN PERUSAHAAN KURANGI KARYAWAN?

              Buruh mendesak Gubernur Jabar untuk menaikkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2021
              sesuai  dengan  rekomendasi  awal,  yakni  sebesar  8%,  di  seluruh  Jabar.  Seperti  diberitakan
              sebelumnya, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jabar, terdapat 10 kabupaten/kota
              yang UMK-nya tidak naik. Di lain pihak, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar mengaku
              kecewa  terhadap  keputusan  tersebut.  Bukan  tidak  mungkin,  dalam  waktu  dekat,  banyak
              perusahaan yang terpaksa mengurangi jumlah karyawan.

              "Kami meminta Gubernur Jabar merevisi SK UMK Cianjur untuk dinaikkan sesuai rekomendasi
              awal, (yakni) 8%," tutur Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Provinsi
              Jawa Barat, Roy Jinto Ferianto, Minggu (22/11/2020).

              Sementara itu, untuk 9 kabupaten/kota lainnya, ia meminta agar gubernur juga menggunakan
              kewenangannya untuk menaikkan UMK 2021 sebesar 8%. Dengan demikian, menurut dia, buruh
              di daerah tersebut juga bisa mendapatkan keadilan.
              Pemerintah  Provinsi  Jawa  Barat  menerbitkan  Keputusan  Gubernur  Jawa  Barat  Nomor
              56i/Kep.774-Yanbangsos/2020 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Daerah Provinsi Jawa
              Barat Tahun 2021. Keputusan itu telah ditandatangani Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada Sabtu
              (21/11/2020) dan berlaku pada tanggal 1 Januari 2021.
              Dari  27  kabupaten/kota,  terdapat  17  daerah  yang  UMKnya  naik.  Kenaikan  sekitar  3%-4%.
              Sementara itu, 10 kabupaten/kota lainnya ditetapkan sama dengan UMK 2020. Ke-10 UMK yang
              tidak naik adalah Kota Bogor, Kabupaten Cianjur, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten
              Tasikmalaya,  Kabupaten  Garut,  Kabupaten  Kuningan,  Kabupaten  Ciamis,  Kabupaten
              Pangandaran dan Kota Banjar.

              "Khusus Kabupaten Cianjur, rekomendasi PJS bupatinya 8% kenaikan UMK tahun 2021. Sampai
              dengan  terakhir  penandatanganan  berita  acara  Rapat  Dewan  Pengupahan  Provinsi  Jabar,
              rekomendasi masih tetap 896," katanya.

              Namun, dalam SK UMK tahun 2021 yang diterbitkan oleh Gubernur Jabar, Kabupaten Cianjur
              menjadi salah satu di antara 10 kabupaten/kota yang UMKnya tidak naik.

                                                           28
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34