Page 21 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 APRIL 2021
P. 21

INI TIGA MANFAAT JKP YANG BISA DINIKMATI BURUH

              Jakarta  -  Pekerja  atau  buruh  yang  terkena  Pemberhentian  Hubungan  Kerja  (PHK)  bisa
              mendapatkan  sejumlah  uang  tunai  dari  BPJS  Ketenagakerjaan  selama  enam  bulan  apabila
              mengikuti program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Program ini dicanangkan akan mulai
              berjalan pada bulan Maret 2022 mendatang.

              Program ini adalah imbas dari lahirnya UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, terutama
              Pasal 82. Dengan adanya aturan ini, BPJS Ketenagakerjaan diamanahkan oleh pemerintah untuk
              menambah satu program jaminan sosial yang dinamakan Jaminan Kehilangan Pekerjaan atau
              JKP.

              Program jaminan sosial yang baru ini diharapkan bisa memberikan kehidupan yang layak bagi
              para pekerja atau buruh yang terkena PHK oleh perusahaannya. Terdapat tiga manfaat utama
              yang bisa didapatkan oleh pekerja atau buruh yang mengikuti program ini, yaitu sejumlah uang
              tunai, akses informasi mengenai pasar kerja, dan pelatihan kerja.
              Manfaat pertama, yaitu uang tunai, akan diberikan kepada para peserta JKP selama enam bulan.
              Di tiga bulan pertama, para peserta JKP berhak memperoleh 45% dari jumlah gaji yang mereka
              terima selama di perusahaan. Sementara di tiga bulan terakhir, uang tunai yang didapatkan
              hanya sejumlah 25% dari gaji saja.
              "Uang tunai ini adalah income support atau pengganti penghasilan yang hilang jika terjadi ada
              risiko PHK. Nah, kemudian ini diberikan. Manfaatnya paling banyak enam bulan. Sambil mencari
              kerja, tentu ini harus ada income yang masuk," ujar Deputi Direktur PMO BP Jamsostek, Romie
              Erfianto, dalam sebuah acara talkshow yang digelar secara daring, Selasa, (6/4).

              Sementara dengan manfaat kedua, peserta JKP bisa mempunyai akses mengenai pasar kerja.
              Pekerja dan buruh yang terkena PHK bisa mencari lowongan pekerjaan di situ dan mengirim
              lamaran-lamaran  kerja  sesuai  dengan  bidang  dan  kemampuannya.  "Memang  semangatnya
              adalah kalau PHK inginnya bekerja kembali supaya mereka dapat lagi kerjaan kemudian bisa
              mendapatkan penghasilan lagi," kata Romie.

              Apabila  para  peserta  JKP  masih  menemui  kebuntuan  dalam  mencari  pekerjaan  baru,  Romie
              menilai  bahwa  hal  itu berarti  mereka  tidak  memiliki  kecocokan kompetensi  dan  kemampuan
              dengan yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian
              Ketenagakerjaan berniat memberikan pelatihan kerja kepada para peserta JKP ini.

              "Nah,  ini  tentu  pelatihan  yang  berbasis  kompetensi  dan  (akan)  diselenggarakan  pelatihan-
              pelatihan kerja milik pemerintah, swasta, atau perusahaan sendiri," ujar Romie.

              "Jadi  ada  kemungkinan  tidak  hanya  dibiayai  lengkap  oleh  pemerintah,  tetapi  swasta  juga
              berperan aktif untuk memberikan active labour market, pasar kerja yang aktif, ini yang akan
              diciptakan," tambahnya.
              Program JKP ini diharapkan bisa membantu para pekerja atau buruh yang terkena PHK agar
              tidak luntang-lantung tanpa pekerjaan dan tetap memiliki pemasukan sementara walau belum
              mendapat pekerjaan baru. Selain itu, dengan manfaat akses informasi mengenai pasar kerja dan
              pelatihan kerja, para peserta JKP didorong untuk senantiasa meningkatkan kemampuan yang
              sesuai dengan permintaan di pasar kerja.

              Reporter: Yoga Aditya Pratama  Editor: Rohmat Haryadi.





                                                           20
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26