Page 23 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 APRIL 2021
P. 23

tiga perusahaan yang masing-masing baru membayar THR sebesar 50 persen, Rp 250 ribu, dan
              tidak jelas pelunasannya. Di Jawa Barat, ada juga perusahaan yang belum melunasi THR hingga
              akhirnya  tutup.  Ihwal  masih  adanya  perusahaan  yang  belum  melunasi  THR  2020,  Menteri
              Ketenagakerjaan  Ida  Fauziah  sebelumnya  menyebutkan  semua  laporan  tersebut  sudah
              ditindaklanjuti oleh dinas ketenagakerjaan provinsi dan kabupaten/kota. “Pengaduan soal cara
              pembayaran THR atau pengawasan penegakan hukum bagi pelaku usaha yang tidak membayar
              THR semuanya sudah ditindaklanjuti," ucap Ida.



              ASOSIASI PEKERJA TAGIH PELUNASAN THR TAHUN LALU

              Sejumlah asosiasi pekerja menyesalkan masih adanya perusahaan yang belum melunasi atau
              tidak  membayarkan  tunjangan  hari  raya  (THR)  pada  tahun  lalu.  Sekretaris  Jenderal  Serikat
              Pekerja  Nasional  Ramidi  Abdul  berujar  bahwa  perusahaan-perusahaan  yang  belum
              membayarkan THR 2020 antara lain berasal dari sektor alas kaki, tekstil, dan garmen.
              Menurut dia, setidaknya ada dua perusahaan di DKI Jakarta yang baru membayar THR sebesar
              75 persen dan satu perusahaan yang baru membayar 15 persen. Sementara itu, di Banten, kata
              dia, ada tiga perusahaan yang masing-masing baru membayar THR sebesar 50 persen, Rp 250
              ribu, dan tidak jelas pelunasannya. Di Jawa Barat, ada juga perusahaan yang belum melunasi
              THR hingga akhirnya tutup.

              "Data sektor lain sedang disusun. Prediksi kami, masih ada sekitar 20 perusahaan (yang belum
              melunasi THR) dengan total karyawan 20 ribu orang," ujar Ramidi kepada Tempo, kemarin.

              Ia mengungkapkan, tidak ada mekanisme perundingan bagi perusahaan yang belum melunasi
              THR. Sebab, ketentuan hukum pembayaran THR sudah ada, yaitu dibayar sebelum Idul Fitri. Ia
              berujar, perusahaan yang hingga Desember 2020 belum membayar THR dianggap melakukan
              tindak pidana karena tidak membayar hak buruh.
              "Harapan kami, pemerintah mengambil tindakan tegas, bukan perundingan," kata Ramidi.

              Presiden  Asosiasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  Mirah  Sumirat  menyatakan  akan  menolak  jika
              pemerintah  kembali  mengeluarkan  surat  edaran  perihal  skema  penyesuaian  pemberian  THR
              pada masa pandemi Covid-19. Ia berujar, pekerja telah memiliki pengalaman pahit akibat Surat
              Edaran Menteri Ketenagakerjaan tentang Pelaksanaan Pemberian THR Keagamaan 2020.

              "Banyak sekali pekerja dan buruh yang sampai saat ini belum mendapat THR karena surat edaran
              itu mengizinkan pembayaran THR dicicil," ujar Mirah.

              Dia berkata, kewajiban THR sudah dicadangkan dari arus kas oleh banyak perusahaan jauh-jauh
              hari.  Biasanya,  perusahaan  mencadangkan  dana  THR  sejak  satu  tahun  sebelumnya,  saat
              pandemi  belum  ada.  Karena  itu,  ia  mengatakan,  seharusnya  pembayaran  THR  2020  tidak
              terganggu karena pandemi dimulai pada Maret-April.

              "Alasan  pandemi  tidak  masuk  akal.  Tapi,  karena  mereka  dapat  penguatan  dari  pemerintah,
              penundaan THR menjadi legal," katanya.

              Apabila pemerintah kembali mengeluarkan surat edaran agar pembayaran THR tahun ini bisa
              dicicil, Mirah menegaskan, serikat buruh bakal menggelar demonstrasi penolakan pada 12 April.
              Demonstrasi  tersebut  akan  digelar  di  banyak  titik,  yaitu  di  kantor  kementerian,  pemerintah
              daerah, dan perusahaan masing-masing.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal meminta THR tahun ini tidak dicicil
              lagi seperti tahun lalu. Apalagi, kata dia, sisa THR tahun lalu masih ada yang belum dibayarkan.

                                                           22
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28