Page 55 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 APRIL 2021
P. 55

dinamis,  produktif  dan  melayani,"  kata  Anwar  Sanusi  dalam  keterangan  tertulis,  Selasa
              (6/4/2021).


              JADI PEJABAT FUNGSIONAL KEMNAKER, INI SYARAT YANG HARUS DIPENUHI

              Jakarta  -  Sekjen  Kemnaker  Anwar  Sanusi  mengatakan  pejabat  fungsional  Kementerian
              Ketenagakerjaan (Kemnaker) harus bisa menyesuaikan perkembangan zaman karena sifatnya
              yang mandiri dan lincah. Apalagi pola kerja jabatan fungsional terkait erat dengan digitalisasi
              melalui sistem flexible working arrangement dengan regulasi proses bisnis yang sederhana.

              "Meskipun  bersifat  mandiri,  pejabat  fungsional juga  dituntut  untuk  bisa  memiliki  kompetensi
              kolaboratif dengan jabatan lain sehingga semua bisa bersinergi, bekerja sama dalam sebuah
              orkestra  ketenagakerjaan  yang  dinamis,  produktif  dan  melayani,"  kata  Anwar  Sanusi  dalam
              keterangan tertulis, Selasa (6/4/2021).

              Hal ini disampaikan Anwar saat memberikan sambutan Rakor Unit Pembina Jabatan Fungsional
              bertema 'Proyeksi Masa Depan Jabatan Fungsional Pasca Penyetaraan dan Inpassing Nasional'
              di kota Bogor, Jawa Barat, Senin (5/4) malam kemarin.

              Anwar  menyatakan  dengan  kekuatan  berjumlah  1.904  orang  pejabat  fungsional
              pascapenyetaraan  dari  total  3.669  pegawai  Kemnaker,  memberikan  angin  segar  upaya
              percepatan  kinerja  secara  teknis  dalam  pelaksanaan  program  kegiatan,  mengingat  setiap
              fungsional memiliki target kinerja yang lebih terukur.

              "Harus kita sadari bersama, bahwa SDM Jabatan Fungsional yang berkualitas tidak akan bisa
              bertahan jika dalam pengelolaannya tidak dilaksanakan secara baik," ujar Anwar.

              Anwar  menilai  untuk  menduduki  jabatan  fungsional  dibutuhkan  persyaratan  keahlian  atau
              kompetensi  yang  dipersyaratkan  oleh  jabatan  tersebut.  Program  pengembangan  jabatan
              fungsional telah terencana dan jelas sehingga memudahkan pengembangan karier pegawai.

              "Begitu  juga  dengan  penilaian  kinerja  yang  rasional  melalui  tolok  ukur  yang  jelas,  hasilnya
              objektif dan terukur," ujarnya.

              Ia mengatakan pihaknya telah mengeluarkan SK Sekjen No:1/ 0235/KP 0804/3/2021 tentang
              Unit  Pembina  Jabatan  Fungsional  yang  memiliki  tanggung  jawab  terhadap  pengembangan
              kompetensi yang rekomendasinya akan didasarkan melalui Human Capital Development Plan
              yang  sedang  disusun,  Penilaian  Angka  Kredit  dan  pembentukan  Tim  Penilai  Instansi  Angka
              Kredit.

              "Tentunya ini membutuhkan koordinasi dan kerja sama Sekjen melalui Biro Organisasi dan SDM
              Aparatur. Karena meskipun kita hanya sebagai pengguna, namun kewajiban tersebut tetap harus
              dilaksanakan oleh Instansi Pengguna dengan tetap mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah
              diatur oleh Instansi Pembina," imbuh Anwar.

              Ia  juga  tak  mengelak  tanggung  jawab  itu  juga  semakin  besar  kepada  Unit  Teknis  Pembina
              Jabatan  Fungsional  Ketenagakerjaan  yaitu  Pengawas  Ketenagakerjaan,  Mediator  Hubungan
              Industrial, Instruktur, Penguji K3 dan Pengantar Kerja mengingat tuntutan pejabat fungsional
              Ketenagakerjaan di pusat dan daerah menjadi lebih komplek.

              Dalam  kesempatan  tersebut,  Anwar  menyambut  baik  pembentukan  jabatan  fungsional  baru
              Analis Ketenagakerjaan, dan berharap fungsional ini bisa menyajikan data sekaligus rekomendasi
              kebijakan di bidang Ketenagakerjaan.



                                                           54
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60