Page 7 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 APRIL 2021
P. 7

dibayar  dengan  cara  nyicil,"  kata  Ketua  Departemen  Komunikasi  dan  Media  KSPI,  Kahar
              Cahyono, saat dihubungi Selasa (6/4).


              THR DIBAYAR NYICIL, BURUH ANCAM DEMO

              Kalangan buruh atau pekerja menolak, jika perusahaan menyicil pembayaran Tunjangan Hari
              Raya (THR) secara nyicil. Mereka mengancam akan menggelar aksi unjuk rasa, bila Menaker
              mengeluarkan surat edaran yang memungkinkan THR dibayar nyicil.
              "KSPI menolak jika THR dibayar dengan cara nyicil," kata Ketua Departemen Komunikasi dan
              Media KSPI, Kahar Cahyono, saat dihubungi Selasa (6/4).

              Sebab Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan perekonomian sudah membaik.
              Karenanya, semua perusahaan diminta membayar THR kepada pekerja secara utuh. Tanpa dicicil
              seperti tahun lalu. Untuk itu, KSPI meminta Kemenaker tidak mengeluarkan surat edaran yang
              memungkinkan THR dibayar nyicil.

              "THR ini kan sudah ada aturannya, bahwa diberikan ketika menjelang Lebaran minimal satu
              bulan upah bagi yang punya masa kerja di atas satu tahun. Seharusnya sudah dicadangkan
              anggaran untuk THR setahun sebelumnya," katanya.

              Jika Lebaran jatuh pada bulan Mei 2021, perusahaan sudah menganggarkan (cicil, red) setahun
              sebelumnya. "THR tahun 2020 kemarin saja, masih banyak cicilan perusahan yang belum lunas
              hingga sekarang. Kalau sekarang kebijakan kayak gitu, kita rasa tidak adil saja," ucapnya.

              3 AGENDA

              Untuk itu, KSPI akan menggelar aksi demo menyangkut masalah THR 2021 jika dibayar nyicil.
              "Selain masalah THR nyicil, agenda aksi juga mengangkat soal UU Cipta Kerja, Masalah upah
              minimum sektroal dan terakhir masalah korupsi BPJS," katanya.
              Sebelumnya, Presiden KSPI Said lqbal, menjelaskan demo diikuti buruh sektor industri mulai dari
              logistik,  tekstil,  garmen,  sepatu,  makanan-minuman,  percetakan,  penerbitan,  pariwisata,
              farmasi, kesehatan, kimia, energi, pertambangan, semen, elektronik, otomotif, hingga pekerja
              honorer.
              "Ada perwakilan yang tanggal 12 April datang ke Mahkamah Konstitusi sebagai simbol penolakan
              Omnibus  Law.  Di  daerah,  ada  perwakilan  yang  datang  ke  kantor  gubernur  atau  kantor
              bupati/walikota  di  daerahnya  masing-masing,"  kata  dia  dalam  konferensi  pers  virtual,  Senin
              (5/4).

              BERBAGAI DAERAH

              Aksi tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Aceh,
              Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan
              Tengah, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Maluku, NTB dan beberapa
              provinsi lainnya.

              "Sangat meluas aksi yang kami rencanakan pada 12 April ini, dari sisi jumlah yang mengikuti
              aksi puluhan ribu orang, dari sisi perusahaan atau pabrik ada seribuan, dari sisi sebaran provinsi
              ada 20 provinsi, dari kabupaten kota lebih dari 150 kabupaten/kota yang meluas," katanya.

              Iqbal menyatakan aksi akan dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan. Pihaknya tidak
              akan melanggar ketentuan-ketentuan Satgas Covid-19 dan aparat keamanan. Para buruh yang
              akan melakukan aksi siap melakukan rapid test antigen dan protokol kesehatan lainnya.
                                                            6
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12