Page 181 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 MEI 2021
P. 181

Pos Komando (Posko) THR Keagamaan Tahun 2021 Provinsi Sumatera Barat," urai Diki Rafiqi,
              Rabu (5/5/2021) di Padang.
              Selanjutnya,  tambahnya,  sehubungan  dengan  peluncuran  Posko  Online  Pengaduan  THR
              Keagamaan LBH Padang dan demi pemenuhan hak pekerja/buruh di Sumatera Barat, ia meminta
              kepada pekerja/buruh secara aktif melakukan pemantauan dan melaporkan perusahaan yang
              melanggar  kewajibannya  untuk  membayarkan  THR  Keagamaan  kepada  pekerja/buruh
              sebagaimana  diatur  ketentuan  perundang-undangan;    "Kepada  Dinas  Ketenagakerjaan  dan
              Transmigrasi  (Disnakertrans),  Pos  Komando  (Posko)  THR  Keagamaan  Tahun  2020  Provinsi
              Sumatera Barat dan/atau Pengawas Ketenagakerjaan, untuk melakukan langkah-langkah nyata
              dalam  rangka  mengawasi  perusahaan  termasuk  merespon  cepat  seluruh  pengaduan  THR
              Keagamaan," sebutnya.

              Ia  menjelaskan,  LBH  Padang  mendukung  setiap  upaya  dan  sikap  Disnaker,  Posko  THR
              Keagamaan Provinsi Sumatera Barat dan/atau pengawas ketenagakerjaan untuk menindak tegas
              perusahaan yang terlambat atau tidak membayarkan THR sama sekali, tidak membayarkan THR
              yang besarannya tidak sesuai dengan ketentuan, atau bentuk-bentuk pelanggaran lainnya yang
              dilakukan pengusaha.

              Diki Rafiqi berharao kepada setiap pekerja/buruh dan semua pihak agar untuk bersama-sama
              memonitoring  dan  turut  mendesak  pemerintah  atau  dinas  terkait  untuk  menegakan  sanksi
              terhadap  perusahaan-perusahaan  yang  tidak  membayarkan  THR  Keagamaan  kepada
              pekerja/buruh dan/atau melanggar ketentuan perundang-undangan.

              Hal  mana,  sanksi  terhadap  perusahaan  yang  melanggar  Permennaker  Nomor  6  Tahun  2016
              dapat dikenai denda (dengan tidak menghilangkan kewajibannya untuk tetap membayarkan THR
              Keagamaan terhadap pekerja/buruh) hingga pengenaan sanksi administratif sebagaimana diatur
              ketentuan perundang-undangan.

              "Untuk  itu,  kepada  pengusaha  agar  membayarkan  THR  Keagamaan  kepada  pekerja/buruh
              sebagaimana digariskan peraturan perundang-undangan," jelasnya.
              Berdasarkan  Pasal  5  ayat  (4)  Permen  Ketenagakerjaan  Nomor  6  Tahun  2016  tersebut,  THR
              Keagamaan wajib dibayarkan oleh pengusaha paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Hari Raya
              Keagamaan.

              Dalam hal ini Hari Raya Idulfitri. Sementara yang dimaksud dengan pekerja atau buruh ialah
              setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain,  Penting
              dipahami bahwa THR tidak hanya diberikan kepada pekerja/buruh yang telah memiliki masa
              kerja lebih dari satu tahun. Pekerja/buruh yang baru memiliki masa kerja satu bulan pun juga
              berhak  mendapatkan  THR  oleh  para  Pengusaha,  baik  yang  berstatus  sebagai  Pekerja  Tetap
              (PKWTT) maupun Pekerja Kontrak (PKWT). Adapun ketentuan besaran THR Keagamaan yang
              penting untuk diperhatikan oleh pekerja atau buruh sebagaimana diatur Permennaker Nomor 6
              Tahun 2016 antara lain :  Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan
              secara  terus-menerus  atau  lebih  diberikan  1  (satu)  bulan  upah  (Pasal  3  ayat  (1)  huruf  a);
              Pekerja/Buruh yang mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara terus-menerus tetapi kurang
              dari  12  (dua  belas)  bulan,  maka  diberikan  secara  proporsional  sesuai  masa  kerja  dengan
              perhitungan: masa kerja dibagi 12 (dua belas), dikali 1 (satu) bulan upah (Pasal 3 ayat (1) huruf
              b);  Sedangkan apabila penetapan besaran nilai THR Keagamaan berdasarkan perjanjian kerja,
              peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang teloah dilakukan lebih
              besar  dari  nilai  THR  Keagamaan  dimaksud  dalam  Pasal  3  ayat  (1),  THR  Keagamaan  yang
              dibayarkan  kepada  Pekerja;/Buruh  sesuai  dengan  perjanjian  kerja,  peraturan  perusahaan,
              perjanjian kerja bersama atau kebiasaan yang telah dilakukan (Pasal 4).




                                                           180
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186