Page 152 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JUNI 2021
P. 152

DISNAKER BANTAH SEJUMLAH PABRIK HENGKANG DARI BANTEN

              SERANG -- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) membantah adanya sejumlah
              pabrik yang hengkang dari Banten dengan alasan kondusivitas ketenagakerjaan serta terkait
              dengan  upah.  "Kalau  sekarang  ini  tidak  ada.  Memang  kemarin-kemarin  ada  yang  pindah  ke
              daerah lain, tapi kan sudah datang lagi perusahaan lain yang baru-baru," kata Kepala Dinas
              Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Banten Al Hamidi di Serang, Selasa (15/6).

              Ia mengatakan, sejak awal pandemi hingga sekarang ini sudah banyak perusahaan yang pindah
              dan gulung tikar karena pandemi. Namun, banyak juga investasi yang masuk dan membuka
              pabrik baru di Banten.

              "Perbandingannya perusahaan yang pindah dan tutup itu kurang lebih sekitar 70-an perusahaan.
              Tapi, datang yang baru mungkin sudah lebih dari 100 pabrik. Ini artinya kondisi ketenagakerjaan
              di Banten tetap kondusif," kata Alhamidi.

              Ia mengatakan meskipun banyak karyawan yang dirumahkan dan di PHK karena perusahaan
              tutup  serta  berpindah  ke  daerah  lain.  Namun,  banyak  juga  karyawan  yang  direkrut  oleh
              perusahaan-perusahaan yang baru buka di Banten.

              "Hitungan kami sejak awal tahun 2021 ini sudah lebih dari 20 ribu karyawan yang direkrut. Belum
              lagi yang tidak diketahui oleh Disnaker," kata dia.

              Dengan demikian, kata Alhamidi, kondisi investasi dan ketenagakerjaan masih kondusif di Banten
              sehingga mendorong para investor untuk menanamkan modalnya di Banten. "Ini artinya iklim
              ketenagakerjaan di Banten kondusif. Sehingga membuat kepercayaan para investor. Buktinya
              Banten berada di peringkat empat secara nasional untuk PMDN," kata Alhamidi.

              Ia mengatakan sebelumnya memang ada sejumlah pabrik yang pindah dan mengembangkan
              investasinya ke daerah lain termasuk Jawa Tengah. Perusahaan-perusahaan tersebut terutama
              untuk perusahaan alas kaki dan garment.

              "Kami juga belum mengerti kenapa di sisi lain investasi dan perekrutan karyawan baru juga
              banyak, tapi persentase pengangguran di Banten masih tetap tinggi," kata Alhamidi.

              Sebelumnya  Direktur  Eksekutif  Asosiasi  Persepatuan  Indonesia  (Aprisindo)  Firman  Bakrie
              mengatakan, gelombang relokasi pabrik dari wilayah Banten dan Jabodetabek ke wilayah lain
              seperti Jawa Tengah kembali mengemuka. Alasan utamanya, selain soal upah, ternyata ada
              alasan mulai meratanya pembangunan infrastruktur di Pulau Jawa seperti tol Trans Jawa yang
              sudah terkoneksi.























                                                           151
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157