Page 36 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JUNI 2021
P. 36

Masih tingginya tingkat pengangguran ini membuat pengambil kebijakan di sejumlah negara
              tidak akan buru-buru untuk menaikkan suku bunga atau menarik dukungan fiskal. Pada tahun
              ini pun masih ada kekurangan lapangan kerja sebesar 75 juta.

              Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) juga mengingatkan bahwa
              level pengangguran akan tetap di atas kondisi sebelum krisis di banyak negara tahun depan.

              Para pekerja pun masih akan merasakan dampak pandemi, terutama karena kesulitan mereka
              untuk  mendapatkan  kenaikan  gaji  di  tengah  biaya  hidup  yang  meningkat  dengan  cepat.  Ini
              karena hambatan pasokan dan permintaan membuat banyak harga barang terus naik tinggi.

              Namun, tidak berarti tidak ada kenaikan gaji. Di Amerika Serikat dan negara-negara di mana
              industri  butuh  cepat  untuk  menambah  staf  saat  pelanggan  kembali,  tingkat  upah  telah
              meningkat.

              Situasi  tersebut  menunjukkan  bahwa  risiko  inflasi  yang  ditakuti  oleh  beberapa  ekonom  dan
              investor---ketika  kenaikan  gaji  memicu  meningkatnya  harga---  tidak  bakal  menjadi  masalah
              global yang mendesak dalam waktu dekat.

              Alhasil,  pemerintah dan bank  sentral  masih  punya  ruang pelonggaran yang  sudah dilakukan
              sejak  tahun  lalu,  yaitu  mendukung  ekonomi  yang  dilanda  pandemi  dengan  lebih  banyak
              pengeluaran dan suku bunga rendah.

              "[Sampai  saat  ini]  masih  banyak  pekerjaan  yang  hilang.  Untuk  sampai  timbul  kekhawatiran
              tentang risiko spiral harga upah, saya perlu melihat peningkatan lebih lanjut atas pertumbuhan
              tingkat upah pada kuartal ketiga, di samping kenaikan tajam pada ekspektasi inflasi," kata Rob
              Subbaraman,  kepala  riset  pasar  global  di  Nomura  Holdings  Inc,  dilansir  Bloomberg,  Selasa
              (15/6).

              Sementara itu, laju kenaikan harga terjadi di sejumlah negara dalam beberapa bulan terakhir.

              Di AS, inflasi konsumen utama melonjak menjadi 5% pada Mei, tertinggi dalam lebih dari satu
              dekade.

              Inflasi di kawasan Euro tercatat sebesar 2%, tepat di atas target Bank Sentral Eropa. Di sisi lata,
              Bundesbank mengatakan tingkat suku bunga Jerman bisa naik menjadi 4% menjelang akhir
              tahun ini.

              Adapun  di  pasar  obligasi,  investor  memprediksi  harga  naik  lebih  cepat  daripada  sebelum
              pandemi---dilihat dari tingkat impas, atau kesenjangan antara imbal hasil utang pemerintah yang
              dilindungi dari risiko inflasi dan jenis konvensional.

              Namun,  pembuat  kebijakan  terus  menyampingkan  risiko  inflasi  yang  berkelanjutan,  dengan
              alasan bahwa setiap lonjakan harga akan menurun karena penyumbatan pada rantai pasokan
              secara bertahap akan mereda.

              Gubernur Federal Reserve Jerome Powell telah berulang kali berpendapat bahwa tekanan inflasi
              akan  terjadi  sementara  waktu  saja.  Sementara  itu,  Presiden  ECB  Christine  Lagarde  juga
              membuat pernyataan serupa pekan lalu.

              Ekonom Goldman Sachs Group Inc. yang dipimpin oleh Jan Hatzius memperkirakan pertumbuhan
              gaji tidak akan memicu inflasi, meskipun upah di AS naik lebih cepat dari yang diharapkan dalam
              2 bulan terakhir.





                                                           35
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41