Page 11 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 11

Dengan  selesainya  pembahasan  klaster  ketenagaKerjaan,  pengesahan  RUU  kontroversial  ini
              tinggal menunggu waktu. Potensi RUU disahkan atau ketuk palu pada 8 Oktober sebagaimana
              keinginan pemerintah makin mendekati kenyataan.

              Baidowi menyebut setelah menyelesaikan pembahasan 6.652 daftar inventarisasi masalah (DIM)
              yang terdiri atas 3.172 DIM yang bersifat tetap dan 3.480 DIM yang harus diubah, kini RUU
              Ciptaker masuk ke pembahasan timus dan tim sinkronisasi untuk kemudian diambil keputusan
              tingkat pertama.

              Dalam  timus,  dia  menyebut  masih  bisa  terjadi  kemungkinan  perdebatan.  Misalnya  untuk
              ketentuan pesangon dalam klaster ketenagaKerjaan, kesepakatannya jumlah pesangon tetap 32
              kali  gaji,  tetapi  formulasinya  diubah  yakni  23  kali  ditanggung  pengusaha  dan  9  kalinya
              ditanggung pemerintah melalui mekanisme jaminan kehilangan pekerjaan.

              Soal apakah RUU ini akan cepat ketuk palu, Sekretaris Fraksi PPP DPRini mengatakan bahwa itu
              bergantung pada tingkat kerumitan penyusunan di timus. Panjajugaharus memanggil ahli bahasa
              supaya tidak ada salah tafsir ataupun kesalahan dalam pengetikan, serta bagai-manasikapfraksi-
              fraksidi akhir nanti.

              Baidowi  membantah  DPR  dinilai  kejar  tayang  dan  ingin  memenuhi  target  pemerintah.
              Menurutnya, pengerjaan RUU Ciptaker juga mengikuti ketentuan waktu yangditetapkan dalam
              rapat Badan Musyawarah (Bamus).

              Sementara  itu,  sejumlah  organisasi  buruh  di  Jawa  Barat  mengancam  bakal  melakukan  aksi
              mogok  Kerja  selama  tiga  hari,  yakni  6-8  Oktober  2020  mendatang.  Aksi  mogok  Kerja  akan
              dilakukan secara nasional guna memprotes RUU Omnibus LawCipta Kerja.

              Ketua Umum FSP TSK SPSI dan Presidium Aliansi Gekanas Roy Jinto mengatakan, aksi buruh
              sebagai tindak lanjut dari pembahasaan RUU Omnibus Law Cipta Kerja klaster ketena-gaKerjaan
              25 hingga 27 September 2020.
              "Kami melihat bahwa DPR dan pemerintah melakukan pembahasan kejar tayang. Hari libur pun
              tetap dilakukan pembahasan sampai pukul 23.00 malam. Pembahasan juga dilakukan di hotel
              mewah dan berpindah-pindah ini membuat kaum buruh sangat kecewa dan marah," ujar Roy
              kemarin.
              Menurut dia, hasil kesepakatan panja dan pemerintah klaster ketenagaKerjaan sangat merugikan
              buruh. Mengorbankan hak-hakburuh dengan disepakatinya penghapusan syarat jenis pekerjaan,
              batasan waktu PWKT/kontrak, outsourcing ataualihdaya.

              kiswondari/ arifbudianto






















                                                           10
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16