Page 155 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 155

PEMBAHASAN RUU CIPTA KERJA, DPR: ASPEK PERLINDUNGAN BURUH TETAP
              KAMI PERHATIKAN
              JAKARTA,    -  Wakil  Ketua  Badan  Legislasi  (    Baleg    )    DPR    Achmad  Baidowi  mengatakan,
              pembahasan  omnibus law  RUU Cipta Kerja  berlandaskan pada kepentingan publik.

              Politisi  yang  akrab  disapa  Awi  itu  mencontohkan  soal  perlindungan  tenaga  kerja  yang
              diakomodasi dalam RUU Cipta Kerja.

              "Aspek perlindungan  buruh  tetap kita perhatikan. Tidak dibebaskan begitu saja. Jadi kami tetap
              memperhatikan  perlindungan  buruh,  juga  klim  investasi  agar  tidak  mati,"  kata  Awi  saat
              dihubungi, Senin (28/9/2020).

              Awi  mencontohkan,  pekerja  tetap  diberikan  pesangon  sebanyak  32  kali  upah  jika  terjadi
              pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan penghitungan yang disesuaikan.
              "Terkait kekhawatiran ditiadakannya pesangon. Tetap ada pesangon 32 bulan. Hanya dengan
              komposisi dan penghitungan yang berbeda," ujarnya.

              Awi pun menilai aksi unjuk rasa yang akan dilakukan serikat buruh dan pekerja dalam beberapa
              hari ke depan merupakan hal yang wajar dalam kehidupan berdemokrasi.

              Awi  hanya  mengingatkan  agar  unjuk  rasa  tetap  berlandaskan  pada  ketentuan  perundang-
              undangan.

              "Harus dipastikan bahwa aksi unjuk rasa harus sesuai ketentuan perundang-undangan yang ada,
              misal tidakk mengganggu ketertiban umum, tidak merusak fasilitas negara," tuturnya.

              Pemerintah  dan  DPR  telah  merampungkan  pembahasan  klaster  ketenagakerjaan  dalam  RUU
              Cipta Kerja selama tiga hari, yaitu sejak Jumat (25/9/2020) hingga Minggu (27/9/2020).

              Selanjutnya, pembahasan RUU Cipta Kerja akan dilanjutkan di rapat tim perumus.

              Merespons  hal  tersebut,  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI),  Said  Iqbal,
              menyatakan  puluhan  pimpinan  konfederasi  dan  federasi  serikat  pekerja  sepakat  untuk
              melakukan mogok kerja nasional pada 6 hingga 8 Oktober 2020.
              "Dalam mogok nasional nanti, kami akan menghentikan proses produksi. Di mana para buruh
              akan keluar dari lokasi produksi dan berkumpul di lokasi yang ditentukan masing-masing serikat
              pekerja di tingkat perusahaan," ujar Said dalam keterangan tertulis, Senin (28/9/2020).

              Said menjelaskan, kesepakatan itu diputuskan dalam rapat yang dihadiri pimpinan KSPI, KSPSI
              AGN, serta perwakilan 32 federasi serikat pekerja. Selain itu, ada pula aliansi serikat pekerja
              Gerakan Kesejahteraan Nasional (Gekanas) yang beranggotakan 17 federasi.

              Menurutnya, aksi mogok nasional akan dilakukan secara konstitusional dengan merujuk pada UU
              No 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan UU No 13
              Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

              Said mengatakan, aksi ini akan diikuti kurang lebih 5 juta buruh di ribuan perusahaan di 25
              provinsi dan 300 kabupaten/kota yang bekerja beberapa sektor industri seperti kimia, energi,
              pertambangan, tekstil, garmen, hingga pariwisata.

              Berbarengan dengan rencana itu, para buruh akan melakukan aksi unjuk rasa selama hampir
              satu pekan, yaitu sejak 29 September hingga 8 Oktober 2020.




                                                           154
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160