Page 17 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 17

Beberapa poin sudah diketok palu dalam kluster ketenagaKerjaan antara lain soal pesangon,
              upah minimum, dan jaminan kehilangan pekerjaan. Seluruh poin itu, sudah diketok palu
              dan tuntas dibahas. "Seluruh fraksi sudah setuju dan poin-poin ini sudah mendapat masukan
              dari elemen terkait mulai pemerintah, DPR, serikat pekerja, dan pengusaha," tutur Anggota Baleg
              Firman Subagio, di Jakarta, Senin (28/9).

              Mengenai pesangon, pemerintah dan DPR telah mendapat beragam masukan dari para stake
              holder. Berbekal input itu, akhirnya disetujui tetap ada dengan jumlah 32 kali gaji. Rinciannya,
              23 kali ditanggung oleh pemberi Kerja atau pengusaha dan sisanya ditanggung oleh pemerintah.
              "Ini seperti Undang-Undang existing atau yang berlaku sekarang. Pesangon tetap 32 kali gaji,"
              kata Firman.

              Mengenai  Upah  Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK),  pemerintah  dan  DPR  sepakat  tetap
              menjalankan dengan syarat atau kriteria tertentu. UMK juga tetap ada menyesuaikan dengan
              inflasi dan tidak dikelompokkan secara sektoral. "RUU Ciptaker didesain untuk menjamin upah
              paling tinggi tidak turun,'' tegas Ketua Baleg DPR Supratman Andi Agtas.

              Selaiin itu, upah mininum kabupaten/kota tetap ada dengan dasar perhitungan pertumbuhan
              dan inflasi daerah. "Perjanjian Kerja waktu tertentu (PKWT) memberikan jaminan kepastian dan
              perlindungan kepada para pekerja termasuk outsourching," imbuh Supratman.

              Selanjutnya, poin lain disetujui dalam kluster ketenagaKerjaan mengenai Jaminan Kehilangan
              Pekerjaan (JKP), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Seluruh jaminan
              kehilangan pekerjaan itu, intinya disetujui untuk tetap disubsidi melalui upah menggunakan data
              BPJS KetenagaKerjaan.

              Pelaksanaan JKP tersebut, akan tetap menjadi tanggungan pemerintah. Iuran kepesertaan juga
              akan tetap disubsidi dan ditanggung pemerintah yang realisasinya bisa diatur sebagai bagian J
              iuran  BPJS  KetenagaKerjaan.  "Skema  dan  besarannya  akan  diatur  pemerintah.  Nanti  akan
              dibahas juga dalam pembahasan lebih rinci soal pesangon dan jaminan kehilangan pekerjaan,"
              ucap Firman.

              Anggota Baleg fraksi Golkar itu juga mengapresiasi pembahasan lduster ketenagaKerjaan relatif
              mendapat  masukan  cukup  positif.  Selain  Golkar,  sejumlah  partai  politik  seperti  PDIP,  Partai
              Gerindra, Partai Nasdem, dan PKB, juga sudah menyetujui RUU tersebut. "Ini semua hasil Kerja
              sama antara DPR, pemerintah, dan stake holder termasuk serikat pekerja. Pada akhirnya semua
              fraksi dan elemen mendukung kluster ketenagaKerjaan RUU Ciptaker ini," tegas Firman, (nas)

              DISEPAKATI OLEH

              Undang-Undang Cipta Kerja (RUU hasan panjang.

              Ciptaker) rampung. Pemerintah dan Beberapa poin sudah diketok palu Badan Legislasi (Baleg)
              DPR, Fraksi, dalam kluster ketenagaKerjaan antara

              SEJUMLAH POIN

              a Badan Legislasi DRP s PDIP

              Partai Nasdem * Serikat Pekerja
              0 Pemerintah  Partai Golkar m Partai Gerindra PKB

              Pengusaha

              Disetujui tetap ada dengan jumlah 32 kali gaji

                                                           16
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22