Page 33 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 33

KLASTER KETENAGAKERJAAN TETAP MASUK RUU CIPTAKER

              .JAKARTA  ---  Klaster  ketenagaKerjaan  tetap  masuk  dalam  Omnibus'  Law  RUU  Cipta  Kerja
              (Ciptaker) meski menuai kontroversi. Klaster tersebut dinyatakan telah selesai dibahas bersama
              poin-poin  lain  dalam  RUU  Ciptaker  pada  Ahad  (27/9)  malam.  Selama  ini,  organisasi  buruh
              meminta klaster tersebut dikeluarkan dari RUU.

              "Selesailah  klaster  ketenagaKerjaan  dengan  beberapa  pembahan  dan  kesepakatan  yang  kita
              ambil  pada  malam  hari  ini,"  kata  Ketua  Baleg  DPR  Supratman  Andi  Agtas  dalam  rapat
              pembahasan klaster ketenagaKerjaan sebagaimana ditayangkan oleh kanal Youtube resmi DPR,
              Senin (28/9).

              Dalam prosesnya, empat fraksi pailai politik di Panja RUU Omnibus Law Ciptaker di Baleg DPR
              sempat meminta agar klaster ketenagaKerjaan ditarik, yaitu Demokrat, Nasdem, PKS, dan PAN.

              Sementara, Golkar dan PKB berharap agar tetap dibahas. Gerindra menyatakan dibahas'untuk
              ditentukan  urgensinya.  Sementara,  PDIP  dan  PPP  tak  bersikap  dan  meminta  penjelasan
              pemerintah soal urgensinya.

              Namun,  setelah  adanya  penurunan  materi  muatan  klaster  ketenagaKerjaan,  hasil  rapat
              menyimpulkan, pembahasan daftar inventarisasi masalah (DIM) dalam klaster ketenagaKerjaan
              tetap diselesaikan dan masuk dalam RUU Cipta Kerja. Dalam rapat yang digelar sejak Jumat
              (25/9) itu, pemerintah dan DPR juga menyepakati adanya skema Jaminan Kehilangan Pekerjaan
              (JKP) dalam pembayaran pesangon.

              JKP ini harus menjadi tanggung jawab pemerintah. "Skemanya ditanggung pemerintah, mau
              APBN mau apa, ditanggung pemerintah," kata Supratman.

              Dalam  skema  JKP  itu,  pemerintah  membayar  sembilan  kali  gaji  dari  32  kali  gaji  yang  harus
              dibayarkan ke pekerja yang terkena PHK sebagai pesangon. Sementara, 23 kali gaji dibayarkan
              oleh perusahaan.

              Supratman menjelaskan, angka ini merupakan kesepakatan jalan tengah. Di satu sisi, hal ini
              memberi afirmasi keringanan pada pengusaha. Di lain pihak, hak-hak pekerja dan buruh terkait
              pesangon  juga  tidak  berkurang.  "Ini  bermanfaat  bagi  kedua  belah  pihak.  Itulah  yang  kita
              sepakat," ujar dia, sesaat sebelum mengetuk palu tanda DIM disetujui.

              Staf  Ahli  Bidang,  Penegakan  Hukum,  dan  Ketahanan  Kemenko  Perekonomian  Elen  Setiadi
              menyatakan,  rincian  soal  skema  ini  perlu  diatur  lebih  lanjut.  "Hitungan  waktu  berapa  lama
              pemerintah  harus  menanggung  pekerja  PHK  dalam  skema  asuransi  ini?  Kami  tentu  harus
              diskusikan lebih lanjut," kata Elen. Hal itu, menurut Elen, harus didiskusikan, mengingat ada
              konsekuensi bahwa skema JKP akan menyerap anggaran penerimaan belanja negara (APBN)
              yang cukup besar.

              PHP

              Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Indonesia (FSPI) Indra Mu-haswar menilai, skema JKP
              hanya  memberi  harapan  bagi  para  pekerja.  "Jelas,  itu  hanya  PIIP  (pemberi  harapan  palsu)
              karena  begini,  ketika  pasal  59  tentang  PKVVT  (Peijanjian  Kerja  Waktu  Tertentu)  itu  diubah
              dengan  membiarkan  perusahaan  membiarkan  menjalankan  PKWT  tanpa  persyaratan  tanpa
              waktu,  tanpa  jenis  pekerjaan,  sebebas-bebasnya,  dan  itu  dapat  dimungkinkan  akan  terjadi
              pelaksanaan PKVVT itu membabi buta," kata Indra, kemarin.

              Dengan begitu, perusahaan tidak akan merekrut pekerja berlama-la-ma.  ed: ilham tirta



                                                           32
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38