Page 36 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 36

RUU CIPTAKER CAPAI PROGRES SIGNIFIKAN

              BADAN  Legislasi  (Baleg)  DPR  bersama  pemerintah  telah  menyepakati  sejumlah  poin  dalam
              klaster  ketenagaKerjaan  pada  Rancangan  Undang-Undang  Cipta  Kerja  (RUU  Ciptaker).  "Soal
              pesangon, upah minimum, dan jaminan kehilangan pekerjaan, semuanya sudah diketuk palu
              dan tuntas dibahas," ungkap anggota Baleg Firman Soebagyo, dalam pernyataan di Jakarta,
              kemarin.

              Ia mengatakan seluruh fraksi di Baleg sudah menyetujui poin-poin tersebut setelah mendapat
              masukan dari elemen terkait, termasuk serikat pekerja dan pengusaha.

              Salah satu poin yang disepakati ialah pesangon yang akhirnya disetujui tetap ada dengan jumlah
              32  kali  gaji.  Perinciannya  sebanyak  23  kali  ditanggung  pemberi  Kerja  atau  pengusaha  dan
              sisanya  ditanggung  pemerintah.  "Ini  seperti  undang-undang  existing  atau  yang  berlaku
              sekarang. Pesangon tetap 32 kali gaji," kata Firman.

              Ia juga mengapresiasi pembahasan klaster ketenagaKerjaan yang telah mendapatkan masukan
              cukup positif sehingga dapat segera disetujui dalam Rapat Paripurna DPR. "Ini semua hasil Kerja
              sama antara DPR, pemerintah, dan stakeholder termasuk serikat pekerja. Pada akhirnya semua
              fraksi dan elemen mendukung klaster ketenagaKerjaan di RUU Ciptaker ini."  Dalam kesempatan
              terpisah, Ketua Baleg DPR Supratman Andi Agtas mengatakan poin lainnya yang juga disetujui
              ialah penetapan upah minimum kabupaten/kota (UMK) yang dijalankan dengan kriteria tertentu.

              Supratman memastikan pemberian UMK akan ditetapkan dengan menyesuaikan tingkat inflasi
              dan tidak dikelompokkan secara sektoral. "RUU ini dirancang untuk menjamin upah yang paling
              tinggi agar  tidak turun.  UMK  tetap ada dengan dasar  perhitungan pertumbuhan  dan infl  asi
              daerah."  Poin-poin lain yang juga disetujui di klaster ketenagaKerjaan ialah jaminan kehilangan
              pekerjaan, jaminan hari tua, dan jaminan kecelakaan Kerja.

              Semua  jaminan  kehilangan  pekerjaan  itu  telah  disetujui  untuk  tetap  disubsidi  melalui  upah
              dengan menggunakan data BPJS KetenagaKerjaan. Supratman memastikan iuran peserta tetap
              disubsidi dan ditanggung pemerintah dengan realisasi yang bisa diatur sebagai bagian dari iuran
              BPJS KetenagaKerjaan.


              "Status pekerja kontrak waktu tertentu (PKWT) akan diberi jaminan kepastian dan perlindungan
              untuk para pekerjanya. Ini akan berlaku juga untuk pekerja outsourcing," kata Supratman.

              Skema dan besaran jaminan kehilangan pekerjaan itu akan diatur pemerintah. Pada dasarnya,
              menurut Supratman, skema tersebut tidak akan banyak berubah dari ketentuan yang berlaku
              saat ini.

              Mogok  nasional    Kesepakatan  yang  dicapai  di  Baleg  ternyata  belum  memuaskan  kalangan
              pekerja.  Puluhan  pimpinan  konfederasi  dan  federasi  serikat  pekerja  berencana  menggelar
              pemogokan nasional selama tiga hari berturut-turut.
              "Sejak awal kami meminta agar pelindungan minimal kaum buruh yang ada di Undang-Undang
              No 13 Tahun 2003 tentang KetenagaKerjaan jangan dikurangi. Tetapi faktanya omnibus law
              (RUU Ciptaker) mengurangi hak-hak buruh yang ada di dalam undang-undang existing," cetus
              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.
              Menurut Said, pemogokan sebagai bentuk penolakan RUU Ciptaker akan dimulai pada 6 Oktober
              dan  diakhiri  pada  saat  sidang  paripurna  yang  membahas  RUU  Ciptaker  berlangsung  pada  8
              Oktober. (Ant/Cah/P-2).




                                                           35
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41