Page 42 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 42

BURUH AKAN MOGOK TOLAK RUU CIPTAKER, BALEG DPR: KITA BERUPAYA CARI
              JALAN TENGAH
              Jakarta  -  Wakil Ketua  Baleg DPR RI  , Achmad Baidowi mengungkap pihaknya sudah berupaya
              untuk mencari jalan tengah terkait  RUU Cipta Kerja  yang mengalami penolakan oleh para buruh
              hingga  berujung  rencana  mogok  Kerja  nasional  selama  3  hari.  Baidowi  menyebut  tidak  bisa
              menerima 100 persen permintaan pihak pekerja ataupun pengusaha.

              "Demo hal biasa itu hak warga negara yg dilindungi UU. Asalkan disampaikan sesuai ketentuan
              hukum, tidak anarkis, tidak merusak fasilitas negara. Yang jelas kami membahas RUU CK ini
              untuk  pertumbuhan  ekonomi.  Ada  kepentingan  pekerja-ada  kepentingan  pengusaha  yang
              dipadukan untuk mencari jalan tengah," kata Baidowi saat dihubungi, Senin (28/9/2020).

              Anggota Komisi VI DPR RI tersebut juga mengatakan pihaknya juga sudah mencarikan kompromi
              win  win  solution  kepada  kelompok  pekerja.  Menurutnya  tidak  bisa  permintaan  baik  pekerja
              maupun pengusaha diterima 100 persen.
              "Kan kita cari win win solution. Tidak bisa juga 100 persen kehendak pengusaha dan pekerja
              diterima semua, kita carikan kompromi," ucapnya.

              Baidowi pun meminta agar para pekerja tidak perlu melakukan mogok Kerja. Menurutnya selama
              ini aspirasi mereka juga selalu didengarkan oleh Fraksi-fraksi di DPR RI hingga pemerintah.

              "Sebaiknya  dalam  menyampaikan  pendapat  tetap  disampaikan  sesuai  mekanisme  yang  ada.
              Pemerintah  telah  memberikan  kesempatan  kepada  para  pekerja  untuk  berdiskusi  bersama
              pengusaha  melalui  forum  tripartit.  DPR  juga  beberapa  kali  menerima  aspirasi  pekerja,  juga
              fraksi-fraksi melakukan hal yang sama," ujarnya.

              Sebelumnya diberitakan, Serikat Pekerja sepakat untuk melakukan aksi mogok nasional sebagai
              bentuk penolakan terhadap omnibus law RUU Cipta Kerja. Mogok nasional rencananya dilakukan
              selama tiga hari berturut-turut, mulai 6 Oktober dan diakhiri pada 8 Oktober 2020 saat sidang
              paripurna.

              "Dalam mogok nasional nanti, kami akan menghentikan proses produksi, di mana para buruh
              akan keluar dari lokasi produksi dan berkumpul di lokasi yang ditentukan masing-masing serikat
              pekerja di tingkat  perusahaan," ujar Presiden KSPI Said Iqbal dalam keterangan resmi yang
              dikutip detikcom, Senin (28/9).

              Mogok  nasional  disebut  akan  diikuti  kurang-lebih  5  juta  buruh  di  ribuan  perusahaan  yang
              tersebar di 25 provinsi dan 300 kabupaten/kota. Mogok nasional ini dilakukan sebagai bentuk
              protes  buruh  terhadap  pembahasan  RUU  Cipta  Kerja  yang  dinilai  lebih  menguntungkan
              pengusaha.

              "Sejak awal kami meminta agar pelindungan minimal kaum buruh yang ada di Undang-Undang
              Nomor 13 Tahun 2003 tentang KetenagaKerjaan jangan dikurangi. Tetapi faktanya omnibus law
              mengurangi hak-hak buruh yang ada di dalam undang-undang existing," ucapnya.

              Sebagai pra mogok nasional, buruh Indonesia juga berencana melakukan aksi unjuk rasa setiap
              hari yang pelaksanaannya direncanakan akan dimulai 29 September-8 Oktober 2020. Buruh juga
              akan melakukan aksi nasional serentak di seluruh Indonesia yang direncanakan pada 1 Oktober
              dan 8 Oktober.

              (maa/dwia)   .




                                                           41
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47