Page 67 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2020
P. 67

Sebagai contoh, sedianya semua peraturan dan perizinan investasi akan ditarik ke pemerintah
              pusat. Bahkan peraturan daerah yang sudah mengatur perizinan investasi bakal dicabut. Namun
              nyatanya rencana itu tak bisa masuk dalam RUU Cipta Kerja.

              Agenda menata ulang aturan ketenagaKerjaan melalui RUU Cipta Kerja juga rontok di tengah
              jalan. Alhasil, nyaris semua ketentuan ketenagaKerjaan mirip dengan isi UU No 13/2003 tentang
              KetenagaKerjaan (ilihat infogrc{fik).

              Tak heran, Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara melihat beleid ini kurang gre-get dan
              tidak  akan  memicu  lonjakan  investasi  secara  drastis.  Sebab  yang  dilihat  investor  adalah
              fundamental

              ekonomi domestik dan dinamika eksternal.

              Apalagi beberapa poin yang seharusnya ditiadakan, malah masuk RUU Cipta Kerja. Misalnya,
              keharusan  mengantongi  Analisis  Mengenai  Dampak  Lingkungan  dalam  perizinan  investasi.
              Sementara  aturan  ketenagaKerjaan  nyaris  tak  berubah.  "Ini  revisi  setengah-setengah,"  kata
              Bhima, kemarin (28/9).

              Ekonom  dan  Direktur  Riset  Center  of  Reform  on  Economics  (Core)  Piter  Abdullah  menilai,
              pembahasan  RUU  Cipta  Kerja  tampak  terburu-buru.  Oleh  karena  itu,  RUU  ini  belum  bisa
              menyelesaikan hambatan dalam investasi.

              Meski begitu, Anggota Panitia Kerja RUU Cipta Kerja Hendrawan Supratikno optimistis beleid ini
              bisa menarik

              minat  investor.  Sebab  secara  umum,  RIT  U  Cipta  Kerja  memberi  berbagai  kemudahan
              berinvestasi.  Kemudahan  mulai  dari  perizinan,  penyediaan  lahan  perburuhan  dan  lainnya.
              "Banyak kemudahan investasi dan berusaha di RUU Cipta  Kerja," tuturnya kepada KONTAN.
              Supaya  pelaksanaan  beleid  ini  efektif,  ia  berharap  pemerintah  segera  membuat  aturan
              turunannya.

              Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi, Kementerian Koordinator
              Bidang Perekonomian, Elen Setiadi memastikan pemerintah sudah menyiapkan aturan turunan
              dari  RUU  Cipta  Kerja,  termasuk  dalam  bentuk  RUU  rancangan  peraturan  pemerintah  (RPP).
              Aturan teknis ini ditarget kan keluar sebulan setelah RUU Cipta Kerja disahkan.

              Wakil Ketua Bidang KetenagaKerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam berharap
              RUU ini bisa menjadi pembuka jalan untuk menarik masuk arus investasi asing ke Indonesia,
              apalagi di masa pandemi ini. Memang, aturan ini belum 100% sempurna dan sesuai harapan
              pengusaha. Namun, "Kami percaya, UU Cipta Kerja bisa memperbaiki iklim investasi," katanya
              Menurut Timboel Siregar, Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia, kalaupun
              ketenagaKerjaan tidak diutak-atik, UU Cipta Kerja tetap bisa menarik investasi. Sebab masalah
              ketenagaKerjaan berada di urutan ketujuh di kemudahan berinvestasi. "Ini setelah korupsi dan
              birokrasi," katanya.
















                                                           66
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72