Page 63 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 AGUSTUS 2021
P. 63

KEMNAKER HARAP BSU JADI BANTALAN SOSIAL PEKERJA TERDAMPAK PPKM

              Sekretaris  Jenderal  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  Anwar  Sanusi  mengatakan
              berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan yang dihimpun dari berbagai provinsi di wilayah
              Jawa  dan  Bali,  dari  total  pekerja  pada  kategori  sektor  kritikal,  esensial,  dan  non  esensial,
              sebanyak 24,66% pekerja atau buruh berpotensi ter-PHK dan 23,72% berpotensi dirumahkan.
              Untuk itu pemerintah melakukan intervensi dengan memberikan bantuan sosial.

              "Jadi dari fakta tersebut tentunya pemerintah perlu melakukan intervensi agar potensi-potensi
              negatif ini bisa kita hindari, minimal bisa kita kurangi, baik melalui bantuan pemerintah ataupun
              bantuan-bantuan  sosial  lainnya.  Agar  perusahaan  dan  pekerja/buruh  tetap  dapat  melakukan
              proses produksi," kata Anwar dalam keterangan tertulis, Kamis (19/8/2021).

              Dalam pidato di webinar 'Bantuan Subsidi Upah di Masa Pandemi COVID-19: Pembelajaran dan
              Sosialisasi' yang diselenggarakan oleh TNP2K, hari ini. Anwar menjelaskan bantuan subsidi upah
              (BSU) tahun 2021 adalah salah satu upaya pemerintah memitigasi dampak pandemi di sektor
              ketenagakerjaan.

              Anwar  menjelaskan  BSU  bertujuan  melindungi,  mempertahankan,  dan  meningkatkan
              kemampuan  ekonomi  pekerja/buruh,  serta  membantu  pengusaha  mempertahankan
              kelangsungan usahanya selama masa pandemi COVID-19, khususnya di masa Pemberlakuan
              Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

              Dalam pelaksanaannya, BSU tahun 2021 juga memiliki sejumlah perbedaan dengan tahun 2020.
              Adapun perbedaan BSU 2021 dengan 2020 dapat dilihat dari pertama sisi cakupan yang di tahun
              2020 BSU menyasar seluruh wilayah di Indonesia yang terdampak pandemi. Sedangkan BSU
              tahun 2021 hanya menyasar wilayah dengan PPKM level 3 dan level 4 sesuai Inmendagri Nomor
              22 Tahun 2021 dan Inmendagri Nomor 23 Tahun 2021.

              Kedua, Batasan upah/gaji penerima BSU yang pada tahun 2020, upah/gaji maksimal penerima
              BSU adalah Rp5 juta. Sedangkan tahun 2021, upah/gaji maksimal adalah Rp3,5 juta, atau sesuai
              UMK/UMP dengan dibulatkan ke atas hingga ratus ribuan bagi wilayah yang UMP/UMK-nya di
              atas Rp3,5 juta.


              "Tentunya kita sangat berharap apa yang menjadi tujuan BSU ini akan memberikan bantalan
              sosial, utamanya bagi pekerja yang terdampak kebijakan PPKM ini," tutur Anwar.

              Selain itu, Anwar menuturkan pihaknya juga berupaya agar penyaluran BSU tahun ini lebih tepat
              sasaran. Salah satunya dengan menerapkan prinsip clear and clean, yakni clear dari sisi regulasi
              dan clean dari sisi data.

              Tujuannya adalah pelaksanaan BSU tidak bertabrakan dengan regulasi lain, serta tidak terjadi
              duplikasi data.

              "Sehingga BSU jangan sampai menjadikan duplikasi penerima. Oleh karena itu, penerima BSU
              tidak akan menerima program Kartu Prakerja, tidak akan menerima Program Keluarga Harapan
              (PKH), dan Bantuan Pemerintah Usaha Mikro (BPUM)," terangnya.

              Pada sisi data ini, lanjut Anwar, pihaknya terus berkoordinasi dengan BPJS Ketenagakerjaan
              sebagai sumber data calon penerima BSU.

              "Ini kalau clean dan clear bisa dikawal dengan baik, kami yakin pelaksanaan BSU akan jauh lebih
              baik  dari  tahun  2020  dan  tentunya  akan  sesuai  dengan  tujuan  pemerintah  untuk
              mengimplementasikan bantuan BSU," jelasnya.



                                                           62
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68