Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2021
P. 50

ketenagakerjaan. "Selama ini Pemerintah telah bekerja sama dengan Pekerja dan pengusaha
              dalam  menangani  dampak  pandemi.  Namun,  dukungan  signifikan  dari  ILO  tetap  dibutuhkan
              untuk mendukung apa yang kami lakukan dalam menangani dampak pandemi ini," kata Menaker
              Ida pada forum Konferensi Perburuhan Internasional secara daring, Senin (7/6/2021).



              MENAKER  IDA  MINTA  DUKUNGAN  ILO  ATAS  KEBIJAKANNYA  TANGANI  DAMPAK
              PANDEMI COVID-19

              Jakarta  -  Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah,  meminta  dukungan  Organisasi  Buruh
              Internasional (International Labour Organization/ILO) atas berbagai upaya yang telah dilakukan
              Pemerintah Indonesia dan stakeholders dalam menangani dampak pandemi Covid-19 di sektor
              ketenagakerjaan.

              "Selama ini Pemerintah telah bekerja sama dengan Pekerja dan pengusaha dalam menangani
              dampak pandemi. Namun, dukungan signifikan dari ILO tetap dibutuhkan untuk mendukung apa
              yang  kami  lakukan  dalam  menangani  dampak  pandemi  ini,"  kata  Menaker  Ida  pada  forum
              Konferensi Perburuhan Internasional secara daring, Senin (7/6/2021).

              Menaker  Ida  menjelaskan,  dalam  upaya  membangun  dunia  kerja  terdampak  Covid-19,
              Pemerintah Indonesia telah menerapkan delapan kebijakan utama. Mulai dari stimulus ekonomi
              untuk bisnis hingga program tunjangan bagi pekerja yang diberhentikan. Program ini dilakukan
              untuk memfasilitasi 56 juta pekerja formal hingga jaring pengaman sosial bagi lebih dari 70 juta
              pekerja informal.

              Selain itu, Indonesia telah merevitalisasi UU  Ketenagakerjaan melalui Undang-Undang Nomor
              11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dengan tujuan menciptakan lebih banyak lapangan kerja
              dan meningkatkan investasi asing dan domestik. Menurutnya, dari berbagai kebijakan yang telah
              dilakukan Pemerintah, ada tiga pilar penting untuk menavigasi masa depan kerja global.
              Pertama, investasi di bidang utama pekerjaan yang layak dan berkelanjutan.

              Ia  menekankan,  konsep  pembelajaran  seumur  hidup  harus  menjadi  bagian  integral  dari
              masyarakat  dan  investasi  swasta  untuk  mengurangi  kesenjangan  keterampilan.  Apalagi,
              keterampilan  menjadi  hal  wajib  dalam  menghadapi  dunia  ketenagakerjaan  yang  semakin
              dinamis/fleksibel.

              "Dalam upaya mengurangi kesenjangan keterampilan, Pemerintah Indonesia telah melibatkan
              dunia usaha dan masyarakat dalam merevitalisasi pusat pelatihan pekerja dan mempersiapkan
              kemampuan kerja para pekerja yang memenuhi kebutuhan industri," kata Menaker Ida.

              Selain  mengurangi  kesenjangan  keterampilan,  investasi  lain  yang  penting  ialah  memperkuat
              pembangunan ekonomi pedesaan melalui penyediaan dana desa.

              "Kami  juga  telah  mengembangkan  Desa  Migran  Produktif  (Desmigratif)  yang  bertujuan
              meningkatkan kemandirian ekonomi dan standar hidup bagi mantan para pekerja migran dan
              keluarganya," ujarnya.

              Kedua, dialog sosial yang inovatif tentang isu-isu yang lebih luas di dunia kerja.

              Menaker Ida mengatakan bahwa Indonesia terus memperkuat institusi atau lembaga kerja sama
              stakeholder  ketenagakerjaan,  seperti  memperkuat  dialog  sosial  melalui  Badan  Kerjasama
              Tripartit, baik di tingkat nasional maupun daerah.

              Namun  demikian,  situasi  nasional  masing-masing  negara  sangat  berpengaruh  terhadap  pola
              dialog sosial yang dibangun antar stakehokder.
                                                           49
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55