Page 216 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 NOVEMBER 2020
P. 216

BURUH-MAHASISWA AKAN KEPUNG DPR TOLAK UU CIPTA KERJA

              Sejumlah elemen buruh dan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat
              (Gebrak) akan kembali menggelar aksi lanjutan menuntut pembatalan Undang-undang Nomor
              11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja hari ini, Selasa (17/11).

              Sekretaris Jenderal Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) Sunarno mengatakan aksi
              yang diklaim diikuti 1.500 peserta ini akan digelar di depan Kompleks Gedung DPR/MPR, sebelum
              bergeser ke depan Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

              "Paling jam 10.00-11.00 sampai DPR, sampai sekitar jam 13.00 baru konvoi ke Kemendikbud,"
              kata Sunarno kepada CNNIndonesia.com, Selasa (17/11).

              Sunarno mengatakan, selain buruh dan mahasiswa, pelajar dikabarkan bakal turut bergabung
              dalam  aksi  tersebut  untuk  memperingati  Hari  Pelajar  Internasional.  Aksi  nantinya  akan
              dilanjutkan dengan long march dari depan Kompleks Parlemen ke kantor Kemendikbud.

              "Jadi  pilihannya  yang  dekat  dengan  Kemendikbud  dan  memang  DPR,  harus
              mempertanggungjawabkan juga terkait pengesahan Omnibus yang berantakan," katanya.

              "Kita menuntut supaya itu dibatalkan," imbuh Sunarno.

              Juru Bicara Gebrak, Nining Elitos mengungkapkan bahwa buruh dan mahasiswa dalam aksi kali
              ini ingin mengingatkan soal polemik UU Cipta Kerja karena menduga upaya pengalihan isu dalam
              beberapa  waktu  terakhir.  Dalam  aksi  kali  ini,  mereka  mengajukan  empat  tuntutan  yakni
              mencabut UU Cipta Kerja, membatalkan SK Menaker soal ketiadaan kenaikan upah minimum
              2021, setop represifitas aparat dan bebaskan massa aksi yang dikriminalisasi, serta gratiskan
              biaya pendidikan selama pandemi.

              "Sekalian mengingatkan publik agar tidak lupa isu UU Cipta Kerja dan kenaikan upah," kata
              Nining.

              Sementara itu ratusan buruh dari 16 elemen serikat pekerja di Bandung, Jawa Barat juga bakal
              melakukan  aksi  serupa  di  depan  Gedung  Sate  dan  dan  kantor  Dinas  Tenaga  Kerja  dan
              Transmigrasi  (Disnakertrans).  Ketua  Umum  Pimpinan  Pusat  Federasi  Serikat  Pekerja  Tekstil
              Sandang dan Kulit Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP TSK SPSI) Roy Jinto mengatakan,
              gabungan serikat buruh di Jabar akan terus melakukan perlawanan secara terukur, terarah, dan
              konstitusional.
              "Betul, kita menggelar demonstrasi. Tuntutan mencabut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020
              tentang Cipta Kerja," kata Roy.

              Selain  meminta  UU  Cipta  Kerja  dicabut,  Roy  juga  akan  mempertanyakan  tindak  lanjut  atas
              audiensi dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada 9 November lalu.

              Dalam  audiensi  tersebut  pihak  buruh  telah  menyampaikan  tuntutan  terkait  revisi  Surat
              Keputusan (SK) UMSK Kabupaten/Kota Bekasi Tahun 2020, revisi SK UMSK Kabupaten Bogor
              2020, hingga penetapan SK UMSK Kabupaten Karawang sesuai rekomendasi Bupati Karawang.

              Selain itu, pihak buruh meminta revisi SK UMP 2021 untuk dinaikkan sebesar 8,82 persen.

              "Pada  waktu  itu,  pak  gubernur  menyampaikan  menampung  aspirasi  buruh,  namun  sampai
              sekarang tuntutan kaum buruh belum ada jawaban dari gubernur," ujarnya.

              Jika tidak ditanggapi sesuai harapan buruh, Roy menyatakan akan ada gelombang unjuk rasa
              yang  lebih  besar  dari  serikat  pekerja  dan  serikat  buruh  se-Jabar  mulai  19-21  November
              mendatang.(thr)
                                                           215
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221