Page 113 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2020
P. 113

tentang Penyesuaian Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama Bencana Nonalam
              Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), Senin (31/8/2020).


              LINDUNGI PEKERJA, PRESIDEN TERBITKAN PP RELAKSASI IURAN BPJS
              KESEHATAN

              Untuk  memberikan  perlindungan  bagi  peserta,  kelangsungan  usaha  dan  kesinambungan
              penyelenggaraan program jaminan sosial ketenagakerjaan selama wabah Corona (  Covid-19  ),
              Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Peraturan Pemerintah RI (PP) Nomor 49 Tahun 2020
              tentang Penyesuaian Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama Bencana Nonalam
              Penyebaran  Corona  Virus  Disease  (Covid-19),  Senin  (31/8/2020).  Menteri  Ketenagakerjaan
              (Menaker), Ida Fauziyah mengatakan, PP ini diterbitkan bagi pemulihan ekonomi nasional.

              "PP tersebut diterbitkan supaya perusahaan dan pekerja bisa terus bertahan hingga ekonomi
              nasional pulih, akibat pandemi Covid-19," ujarnya, Jakarta, Rabu (8/9/2020).

              Ida  menjelaskan,  ada  tiga  jenis  pelonggaran  iuran    BPJS  Ketenagakerjaan    yang  diterbitkan
              melalui PP Nomor 49 Tahun 2020 tersebut.  Pertama, kelonggaran batas waktu iuran jaminan
              kecelakaan kerja (JKK), iuran jaminan kematian (JKM), iuran jaminan hari tua (JHT), dan iuran
              jaminan pensiun (JP) setiap bulan. Semula harus dibayar pada tanggal 15 menjadi tanggal 30
              bulan berikutnya. Kedua, keringanan iuran JKK dan iuran JKM sebesar 99 persen dari kewajiban
              iuran setiap bulan. Ketiga, penundaan pembayaran sebagian iuran JP sebesar 99 persen dari
              kewajiban setiap bulan.
              "Ketentuan  relaksasi  ini  dimulai  sejak  iuran  program  jaminan  sosial  ketenagakerjaan  bulan
              Agustus 2020 sampai bulan Januari 2021, " katanya.

              Untuk  memperoleh  relaksasi,  Menaker  Ida  mengatakan,  berdasarkan  pasal  13  ayat  (1).
              mensyaratkan pemberi kerja, peserta penerima upah dan peserta bukan penerima upah yang
              mendaftar  sebelum  bulan  Agustus  2020  diberikan  keringanan  iuran  JKK  dan  JKM  setelah
              melunasi iuran tersebut sampai bulan Juli 2020.

              "Dengan adanya penyesuaian iuran jaminan sosial ketenagakerjaan, maka hak peserta untuk
              memperoleh  manfaat  jaminan  sosial  ketenagakerjaan  tetap  dilaksanakan  sesuai  ketentuan
              peraturan perundang-undangan," katanya.

              Menurut Ida, bagi pemberi kerja, peserta penerima upah dan peserta bukan penerima upah yang
              telah melunasi iuran JKK dan JKM di Agustus 2020 atau bulan berikutnya dan terdapat kelebihan,
              maka kelebihan iuran JKK dan JKM tersebut diperhitungkan untuk pembayaran iuran JKK dan
              iuran  JKM  berikutnya.  Menaker  berharap,  PP  ini  dapat  memberikan  manfaat  bagi  seluruh
              pemangku kepentingan jaminan sosial ketenagakerjaan dan meringankan beban pemberi kerja
              dan  peserta  dalam  memenuhi  kewajiban  membayar  iuran  jaminan  sosial  ketenagakerjaan
              selama bencana nonalam penyebaran Covid-19.

              "Relaksasi iuran BPJS Ketenagakerjaan diharapkan dapat memberikan ruang gerak lebih dalam
              bagi para pengusaha dalam mengalokasikan dana operasional perusahaan, " ujarnya.

              Ida  mengungkapkan  hasil  survei  online  Lembaga  Penelitian  Indonesia  (LIPI),  Badan  Litbang
              Ketenagakerjaan,  Kemnaker  dan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
              Indonesia  yang  dilakukan  selama  periode  24  April  2020  sampai  dengan  2  Mei  2020
              menginformasikan bahwa pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi aspek ketenagakerjaan di
              Indonesia. Melemahnya perekonomian dan terjadinya penurunan produktivitas akibat Covid-19
              berdampak terhadap  pekerja  dan  pemberi  kerja.  Fenomena  yang  dialami  pekerja/buruh  dan


                                                           112
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118