Page 188 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2020
P. 188
Kemudian, tahap kedua sebanyak 1,38 juta, atau 46,20 persen dari total data 3 juta. Sepanjang
tahun ini, pemerintah menargetkan 15,72 juta pekerja formal yang terdaftar di BPJS
Ketenagakerjaan akan menerima BLT sebesar Rp600 ribu selama 4 bulan. Vina (25) merupakan
salah satu dari 3,6 juta pekerja tersebut. Ia mengaku telah menerima transfer langsung ke
rekening bank miliknya sebesar Rp1,2 juta pada Senin (7/9) lalu.
Terdaftar sebagai pekerja di BPJS Ketenagakerjaan selama 3 tahun terakhir dan tak pernah
absen membayar iuran menjadi tiketnya menerima 'durian runtuh' di tengah pandemi virus
corona ini. Karyawan di salah satu perusahaan manajemen gedung ini menerima kabar bahwa
HRD tempatnya bekerja telah mendaftarkan seluruh pekerja yang memenuhi syarat menerima
BLT. Salah satunya, bergaji di bawah Rp5 juta.
Walau memenuhi semua persyaratan, Vina sempat ragu dan tak banyak berharap pada bantuan
pemerintah. Maklum, realisasi beberapa program pemerintah dinilai lambat dan amburadul.
Makanya, ia kaget kala mengecek rekening banknya ada dana ekstra Rp1,2 juta di sana. Pas
betul transferan dikirimkan kala ia tengah mengambil cuti melahirkan, sehingga uang dapat
dibelanjakan untuk kebutuhan buah hatinya.
"Saya pas dapat kabar mau ada BLT lagi hamil 9 bulan, pas kebetulan mau cuti hamil. Awalnya
biasa aja, karena belum pasti dapat," katanya kepada CNNIndonesia.com , Rabu (9/9).
Namun, program ini dinilai belum sempurna. Bercermin dari masih banyaknya sejawat Vina yang
belum menerima bantuan meski bekerja dan didaftarkan pada hari yang sama. Vina menilai
transferan tak merata dan tak punya kepastian. Tapi, ia tak mau banyak mengeluh. Vina memilih
bersyukur telah mendapat perhatian pemerintah sebagai pekerja yang selama ini rajin menyetor
kewajiban kepada negara.
"Pemerintah memperhatikan karyawan, habisnya kan banyak karyawan yang lagi kondisi ini
digaji separuh atau lagi dirumahkan untuk sementara ga digaji," katanya.
Pekerja lainnya, Rheza Alfian (26) juga menyatakan telah mendapat BLT pekerja dari
Kemenaker. Pekerja yang berdomisili di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ini pertama
mendengar kabar soal BLT pekerja pada 14 Agustus lalu. Tak lama berselang setelah didaftarkan
oleh perusahaannya bekerja, pada 27 Agustus BLT telah cair.
"Bangun tidur saya cek aja, eh tahunya dapet," ungkapnya.
Dari total Rp1,2 juta tersebut, Rheza mengalokasikan sebanyak Rp400 ribunya untuk membiayai
adiknya di pondok pesantren dan Rp200 ribu lainnya untuk kebutuhan orang tuanya. Sisanya,
akan ditabung untuk keperluan mendesak di masa depan. Rheza memilih tak membelanjakan
seluruh BLT sekaligus demi mengantisipasi kebutuhan dadakan di tengah pandemi covid-19.
Lebih lanjut, ia menyarankan pemerintah untuk kembali menyisir kebutuhan pekerja lainnya
yang belum menerima bantuan dari pemerintah. Terutama pekerja informal yang tak hanya
bergaji minim namun juga haknya kerap ditinggalkan. Apalagi, uang tunai memang yang paling
dibutuhkan oleh masyarakat saat ini.
"Menurut saya pekerja informal juga perlu diperhatikan, yang penghasilannya dari harian,
macam ojek online dan pedagang kaki lima," usulnya.
Menurut Rheza, jika uang tunai diberikan kepada pekerja formal yang tengah kesusahan, uang
akan segera dibelanjakan. Sehingga daya beli pun bakal terungkit.
"Kalau tujuan pemerintah untuk menaikkan daya beli, saya kira pekerja informal sasaran yang
tepat untuk dapat bantuan ini," pungkasnya.
187