Page 34 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2020
P. 34

Virus Disease (Covid-19). Regulasi ini bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi peserta,
              kelangsungan  usaha  dan  kesinambungan  penyelenggaraan  program  jaminan  sosial
              ketenagakerjaan selama wabah corona (Covid-19).

              "Penyesuaian  iuran  program  jaminan  sosial  ketenagakerjaan  yang  diatur  dalam  peraturan
              pemerintah ini berlaku bagi pemberi kerja, peserta penerima upah, dan peserta bukan penerima
              upah," jelas Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam acara Sosialisasi PP Nomor 49 Tahun
              2020 di Kantor Kemnaker, Jakarta, Rabu (9/9).

              Dalam relaksasi ini ada tiga jenis pelonggaran iuran BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) yang
              diterbitkan melalui PP Nomor 49 Tahun 2020 tersebut. Pertama, kelonggaran batas waktu iuran
              Jaminan Kecelakaan Kerja 0KK), iuran Jaminan Kematian (JKm), dan iuran Jaminan Pensiun (JP)
              setiap bulan. Semula harus dibayar tanggal 15 menjadi tanggal 30 bulan berikutnya.

              Kedua, keringanan iuran JKK dan iuran JKM sebesar 99% dari kewajiban iuran setiap bulan.
              Ketiga, penundaan pembayaran sebagian iuran JP sebesar 99% dari kewajiban setiap bulan.
              "Ketentuan  relaksasi  ini  dimulai  sejak  iuran  program  jaminan  sosial  ketenagakerjaan  bulan
              Agustus 2020 sampai bulan Januari 2021," ucap Ida.

              Berdasarkan pasal 13 ayat (1) syarat untuk memperoleh relaksasi yaitu pemberi kerja, peserta
              penerima upah dan peserta bukan penerima upah yang mendaftar sebelum bulan Agustus 2020
              diberikan keringanan iuran JKK dan JKM setelah melunasi iuran tersebut sampai bulan Juli 2020.
              Dengan  adanya  penyesuaian  iuran  jaminan  sosial  ketenagakerjaan,  hak  peserta  untuk
              memperoleh  manfaat  jaminan  sosial  ketenagakerjaan  tetap  dilaksanakan  sesuai  ketentuan
              peraturan  perun-dang-undangan.  "Jadi  yang  direlaksasi  adalah  iurannya,  tetapi  manfaatnya
              tidak direlaksasi manfaatnya, tetap seperti biasa," ucap Ida.

              Bagi  pemberi  kerja,  peserta  penerima  upah  dan  peserta  bukan  penerima  upah  yang  telah
              melunasi iuran JKK dan JKM di bulan Agustus 2020 atau bulan berikutnya dan terdapat kelebihan,
              maka kelebihan iuran JKK dan JKM tersebut diperhitungkan untuk pembayaran iuran JKK dan
              iuran JKM berikutnya.
              Sementara itu, Dirut BP Jamsostek Agus Susanto mengatakan, dalam penyusunannya regulasi
              ini telah dibahas secara komprehensif dengan seluruh stakeholder BP Jamsostek dan seluruh
              kemente-rian/lembaga  terkait  tentang  ketenagakerjaan.  Pihaknya  juga  fokus  untuk  menjaga
              ketahanan dana dan sudah melakukan perhitungan dana agar tidak mengganggu arus kas (cash
              flow) BP Jamsostek.

              Wakil Ketua Komite Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)
              Dipa  Susila,  mengapresiasi  upaya  penerbitan  PP  ini.  Dipa  menyatakan,  PP  tersebut  sangat
              penting bagi para pengusaha dalam menjalankan usahan-nya. "Relaksasi ini penting bagi kita
              agar kita bisa terus menjalankan usaha dengan baik, karena kalau pengusaha atau perusahaan
              bisa berjalan dengan baik, tentunya bisa terhindar juga PHK atau bertambahnya pengangguran,"
              kata dia. (ark)

















                                                           33
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39