Page 48 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2020
P. 48
"Ketentuan relaksasi ini dimulai sejak iuran program jaminan sosial ketenagakerjaan Agustus
2020 sampai Januari 2021," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah pada
peluncuran Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Iuran
Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama Bencana Non alam Penyebaran Covid-19, di
Jakarta, Rabu (9/9).
Menaker menuturkan relaksasi pembayaran iuran hingga 99 persen berlaku untuk iuran Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM). Selain itu, khusus Jaminan Pensiun (JP)
sebesar 99 persen dari kewajiban setiap bulan dan disertai penundaan pembayaran.
"Ada juga relaksasi kelonggaran batas waktu JKK, JKM, JP, dan jaminan hari tua (JHT) setiap
bulan. Semula harus dibayar pada tanggal 15 menjadi tanggal 30 bulan berikutnya," imbuhnya.
Perlu diketahui relaksasi ini menindaklanjuti terbitnya PP Nomor 49 Tahun 2020 tentang
penyesuaian iuran program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan selama bencana non alam
penyebaran Covid-19, pada Senin (31/8) lalu. PP ini untuk memberikan perlindungan bagi
peserta, kelangsungan usaha dan kesinambungan penyelenggaraan program jaminan sosial
ketenagakerjaan selama wabah Covid-19
Dapat Bermanfaat
Menaker berharap PP ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan
jaminan sosial ketenagakerjaan. Keringanan bagi pemberi kerja dan peserta perlu terus
diupayakan dalam memenuhi kewajiban membayar iuran jaminan sosial ketenagakerjaan selama
bencana non alam penyebaran Covid-19.
Ia mengungkapkan pandemi Covid-19 juga sangat mempengaruhi aspek ketenagakerjaan di
Indonesia. Melemahnya perekonomian dan terjadinya penurunan produktivitas akibat Covid-19
tentunya berdampak terhadap pekerja dan pemberi kerja, terutama dalam kepatuhan memenuhi
kewajiban iuran jaminan sosial ketenagakerjaan.
"Relaksasi iuran BPJS Ketenagakerjaan diharapkan dapat memberikan ruang gerak lebih dalam
bagi para pengusaha dalam mengalokasikan dana operasional perusahaan," jelasnya.
Untuk memperoleh relaksasi, Menaker mengatakan berdasarkan Pasal 13 ayat (1) mensyaratkan
pemberi kerja, peserta penerima upah, dan peserta bukan penerima upah yang mendaftar
sebelum bulan Agustus 2020 diberikan keringanan iuran JKK dan JKM setelah melunasi iuran
tersebut sampai bulan Juli 2020.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto menyatakan relaksasi iuran ini merupakan
bentuk stimulus yang diberikan pemerintah kepada pemberi kerja melengkapi stimulus yang
telah diberikan kepada pekerja melalui bantuan subsidi upah pekerja/buruh. Kebijakan ini akan
berdampak pada kondisi finansial BPJS Ketenagakerjaan. ruf/N-3
47