Page 13 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 02 OKTOBER 2020
P. 13

Ace mengatakan, seharusnya para guru honorer dan guru ngaji mendapatkan alokasi bantuan
              yang sifatnya tetap, bukan karena anggaran sisa yang tidak terserap. Kedua , leading sector
              yang  menangani  anggaran  untuk  subsidi  guru  honorer  dan  guru  ngaji  adalah  Kementerian
              Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama. "Jadi, mereka harus juga mendapatkan
              perhatian khusus yang sifatnya bukan karena sisa, tapi seharusnya dialokasikan sejak awal untuk
              mereka," tuturnya.

              Menurut Ace, dalam berbagai kesempatan dalam rapat-rapat dengan Menteri Agama, Komisi
              VIII selalu mendorong supaya guru ngaji dan honorer mendapatkan perhatian dari Kemenag.
              Pihaknya  pun  mengeluhkan  sempat  ada  pemotongan  bantuan  operasional  sekolah  (BOS)
              madrasah sebesar Rp890 miliar untuk alokasi penanganan Covid-19.

              Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah menyebut rencana pemberian subsidi upah kepada guru ngaji
              dan  guru  honorer  merupakan  masukan  dari  banyak  kalangan.  Dalam  pandangan  Ida,  ada
              beberapa  profesi  yang  membutuhkan  bantuan  subsidi  gaji,  seperti  guru  honorer  dan  guru
              mengaji. Ida mengusulkan agar sisa anggaran dari program subsidi gaji disalurkan kepada guru
              ngaji hingga guru honorer. "Ada sektor lain yang membutuhkan, ada teman-teman guru honorer
              yang ada di Kemendikbud, guru-guru ngaji Kemenag yang selama ini membutuhkan (bantuan)
              dari  pemerintah,"  ujarnya  dalam  webinar  Penyerahan  Data  Calon  Penerima  Bantuan  Subsidi
              Upah Batch V, kemarin.

              Ida  menjelaskan,  subsidi  gaji  bagi  para  guru  ngaji  dan  guru  honorer  berasal  dari  anggaran
              program bantuan subsidi gaji/upah. Ada sekitar 3,3 juta selot yang belum terpenuhi sehingga
              dia mengusulkan agar sisa selot tersebut diberikan kepada para guru ngaji dan guru honorer.
              Kendati  demikian,  dia  belum  bisa  memastikan  berapa  jumlah  penerima  dari  kedua  profesi
              tersebut. Dia akan berkoordinasi lebih lanjut dengan kementerian terkait. "Data pasti ada di
              Kemendikbud dan Kementerian Agama. Data pasti bukan domain Kemenaker. Kami dengar ada
              1,6 juta, tapi yang pasti bukan kami yang domain jawab. Sementara ini sisa anggaran dari yang
              ada di Kemenaker ini sementara dialokasikan untuk guru honorer. Kami. akan bicarakan lebih
              lanjut," paparnya.

              12.4 Juta Pekerja Nikmati Subsidi Upah

              Sementara itu, BP JS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) telah menyerahkan total data rekening
              pekerja sebanyak 12.4 juta dalam tahap terakhir penerima bantuan subsidi upah (BSU). Jumlah
              tersebut  di  bawah  target  yang  ditetapkan  pemerintah  sebanyak  15,7  juta  pekerja  yang
              diharapkan menerima BSU,
              Direktur Utama BPJamsostek Agus Susanto mengatakan, hingga gelombang kelima penyerahan
              BSU ini BPJamsostek berhasil mengumpulkan 14,8 juta data nomor rekening pekerja dan setelah
              dilakukan  validasi  berlapis  menjadi  12,4  juta  data  pekerja.  Terdapat  data  yang  tidak  valid
              sebanyak 2,4 juta. "Dari data tersebut 75% atau 1,8 juta data yang dinyatakan tidak sesuai
              dengan kriteria yang diatur dalam Permenaker Nomor 14/2020. Sisanya, atau sekitar 600.000
              data, tidak berhasil dikonfirmasi ulang" ujar Agus dalam konferensi pers bersama Menteri Tenaga
              Kerja Ida Fauziyah di Jakarta kemarin.

              Menurut Agus, kondisi ini ditengarai terjadi karena berbagai faktor, seperti kondisi geografis
              Indonesia  di  mana  perusahaan  peserta  berada  di  daerah  terpencil,  sehingga  mempersulit
              koordinasi dalam mengumpulkan data. Selain koordinasi, kepemilikan rekening bank bagi pekerja
              di daerah terpencil juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi, terlebih penerimaan gaji
              disinyalir masih dibagikan secara manual.

              Selain isu tersebut, Agus mengindikasikan bahwa masalah klasik terkait pelaporan data upah
              oleh perusahaan juga masih terjadi. Hal ini memaksa BPJamsostek harus ekstra selektif dalam
              melakukan validasi terkait kesesuaian data dengan kriteria Kemenaker.

                                                           12
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18