Page 155 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 02 OKTOBER 2020
P. 155

Untuk itu, selaku instansi pembina MHI, Kemnaker bersama instansi terkait di pusat dan daerah
              akan  memberikan  dukungan  agar  para  mediator  dapat  bekerja  secara  maksimal  dengan
              didukung jenjang karir yang optimal.



              KEMNAKER PERKUAT PERANAN MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL DI MASA
              PANDEMI COVID-19

              Jakarta  -  Menteri  Ketenagakerjaan  (    Menaker    )  Ida  Fauziyah  mengatakan,  dalam  kondisi
              menghadapi  pandemi  Covid-19,  banyak  persoalan  hubungan  industrial  antara  pekerja  dan
              pengusaha yang membutuhkan kehadiran para Mediator Hubungan Industrial (MHI).

              Untuk itu, selaku instansi pembina MHI, Kemnaker bersama instansi terkait di pusat dan daerah
              akan  memberikan  dukungan  agar  para  mediator  dapat  bekerja  secara  maksimal  dengan
              didukung jenjang karir yang optimal.

              "Di masa pandemi ini peran mediator sangat dibutuhkan dalam hubungan kerja antara pekerja
              dan  pengusaha.  Oleh  karena  itu,  kita  harus  perkuat  kinerja  mediator  di  tingkat  pusat  dan
              daerah," kata  Menaker Ida  saat membuka sekaligus memberikan pengarahan dalam acara
              Forum Komunikasi Nasional MHI di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/9/2020) malam.

              Menaker Ida mengatakan menjadi seorang MHI bukan pekerjaan dan bukan pengabdian yang
              mudah. Tapi dengan semangat dan itikad luar biasa, seorang mediator yang mempertemukan
              dan mendamaikan pihak-pihak berselisih, akan memiliki kepuasan tersendiri dan tak bisa dinilai
              dengan uang berapapun.

              Karenanya, Menaker Ida mengajak para MHI tetap memiliki semangat yang tinggi, sehingga
              diharapkan mampu menarik semakin banyak ASN untuk ikut menjadi seorang MHI.
              Hingga saat ini, personil MHI berjumlah 824 orang dari kebutuhan minimal yang seharusnya
              berjumlah 3.101 personil. Kebutuhan tersebut dibuat dengan perhitungan bahwa seorang MHI
              membina  sekurang-kurangnya  2  perusahaan  setiap  minggunya,  atau  96  perusahaan  setiap
              tahun. Sementara jumlah perusahaan yang tercatat sampai saat ini sekitar 297.000 perusahaan.

              "Saya memahami jumlah MHI masih jauh dari rasio kecukupan. Namun jika mediator yang ada
              di sini mampu menunjukkan performance yang luar biasa," katanya.

              Menaker Ida mengatakan, salah satu bentuk dukungan kinerja dan integritas kepada MHI yakni
              dengan perubahan sistem dan peraturan jabatan fungsional MHI yang sedang berproses akhir
              di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Kementerian Pendayagunaan Aparatir Negara
              (KemenPANRB).

              Menaker Ida  berpendapat perubahan sistem jabatan fungsional MHI ini untuk mendukung agar
              MHI menjadi lebih strategis, kompeten dan memiliki peluang karir lebih baik. "Jadi ini yang kami
              janjikan atau tawarkan memiliki karir lebih baik dan kepuasan bathin yang luar biasa," ujarnya.

              Hal senada dikatakan Plt. Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga
              Kerja (PHI & Jamsos) Haiyani Rumondang. Dalam rangka memberikan dukungan terhadap
              MHI, Kemnaker telah hadir melalui serangkaian dukungan dalam peningkatan kompetensi dan
              karir para MHI.

              Salah satunya bukti hadirnya Kemnaker yakni melalui perubahan PermenPANRB Nomor 6 Tahun
              2009 tentang jabatan fungsional MHI. "Perubahan PermenPANRB ini adalah adanya jenjang MHI
              Ahli Utama yang memungkinkan para Mediator sekalian merencanakan karirnya hingga jenjang
              tertinggi, " kata Haiyani.

                                                           154
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160