Page 19 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 02 OKTOBER 2020
P. 19

SEBANYAK 2,4 JUTA PEKERJA TAK DAPAT SUBSIDI GAJI, MENGAPA?

              JAKARTA,  -  Direktur  Utama  BP  Jamsostek  atau  BPJS  Ketenagakerjaan  Agus  Susanto
              menjelaskan, sebanyak 2,4 juta data rekening calon penerima subsidi gaji atau subsidi upah
              dinyatakan tidak valid.

              Ada beberapa faktor alasan penyebab ketidakvalidasian tersebut. Pertama, sebutnya, karena
              tidak sesuai kriteria Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 14 Tahun 2020.
              Kedua, ketidakberhasilan pemberi kerja maupun pekerja mengonfirmasi ulang data serta nomor
              rekeningnya hingga batas terakhir 30 September 2020.

              "Dari data 2,4 juta yang tidak valid, 75 persen karena tidak sesuai dengan kriteria Permenaker
              Nomor  14  Tahun  2020.  Di  antaranya  adalah  upahnya  di  atas  Rp  5  juta.  Kemudian,
              kepesertaannya  terdata  di  BP  Jamsostek  setelah  bulan  Juni.  Ini  ada  1,8  juta.  Kemudian,
              sebanyak 25 persen atau 600.000 data tidak valid karena gagal konfirmasi ulang," kata Agus
              dalam konfrensi pers virtual, Kamis (1/10/2020).
              Lebih lanjut Agus menjelaskan, nomor rekening yang masuk hingga saat ini sebanyak 14,8 juta.

              "Jadi semenjak kami diberikan amanah untuk mengumpulkan data rekening subsidi gaji yang
              targetnya 15,7 juta hingga saat ini jumlah rekening yang masuk di BP Jamsostek telah berhasil
              kita kumpulkan 14,8 juta," ujarnya.

              Selanjutnya, sebanyak 14,8 juta data tersebut, BP Jamsostek kembali melakukan penyesuaian.
              Ada tiga lapis penyesuaian data yang mereka lakukan, mulai dari kecocokan data dari perbankan
              hingga ketunggalan data.

              Usai diserahkan ke Kementerian Ketenagakerjaan, dilakukan lagi validasi.

              "Dari rekening yang masuk kita lakukan validasi secara berlapis. Dari data bank kemudian kita
              bandingkan dengan data kita terima, akhirnya kita mendapatkan data ada 2,4 juta data tidak
              valid.  Dari  14,8  juta  nih  ada  2,4  juta  yang  tidak  valid.  Paling  pertama  kita  lakukan  dengan
              perbankan," katanya.

              "Lalu valid yang kedua, kita lakukan sesuai dengan kriteria sesuai Permenaker. Dari situ kita sisir
              dan kita temukan ada data tidak valid. Kemudian, yang ketiga, kita lakukan validasi ketunggalan.
              Ketunggalan adalah satu NIK ini harus sesuai dengan satu kepesertaan Jamsostek. Lalu, satu
              nomor rekening. Dari jumlah tersebut akhirnya kita dapatkan 12,4 juta dan 2,4 juta data tidak
              valid," papar Agus.

              BP Jamsostek telah menyerahkan data subsidi gaji atau subsidi upah dimulai pada akhir Agustus
              2020, dengan jumlah data yang diserahkan sebanyak 2,5 juta data nomor rekening pekerja yang
              disampaikan secara simbolis oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
              Kemudian  dilanjutkan  pada  gelombang  II,  dengan  menyerahkan  3  juta  data  peserta  yang
              dilaksanakan pada awal September.

              Penyerahan data gelombang III, diberikan satu minggu setelahnya dengan jumlah 3,5 juta data
              pekerja, kemudian seminggu setelahnya pada Gelombang IV, sebanyak 2,8 juta.

              Untuk gelombang V, BP Jamsostek menyerahkan kepada Kemenaker pada 29 September 2020
              dan sehari berselang kembali diserahkan data nomor rekening peserta gelombang V susulan
              pada 30 September 2020.

              "Pada gelombang V ini, kami serahkan sisa data peserta yang telah tervalidasi sebanyak 578.230
              dan ditambah data susulan sebanyak 40.358 data nomor rekening peserta," katanya.


                                                           18
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24