Page 116 - e- KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 AGUSTUS 2020
P. 116

Ringkasan

              Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja,  Transmigrasi  dan  Energi  Provinsi  DKI  Jakarta,  Andri  Yansyah,
              mengatakan,  umumnya  protokol  kesehatan  yang  dilanggar  perkantoran,  adalah  pelanggaran
              maksimal 50% dari jumlah keseluruhan karyawan. Ketentuan ini dilanggar karena perkantoran
              berusaha mengejar target yang telah ditetapkan.



              PERKANTORAN LANGGAR ATURAN KAPASITAS MAKSIMAL 50% KARENA KEJAR
              TARGET

              Jakarta,    Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja,  Transmigrasi  dan  Energi  Provinsi  DKI  Jakarta,  Andri
              Yansyah,  mengatakan,  umumnya  protokol  kesehatan  yang  dilanggar  perkantoran,  adalah
              pelanggaran maksimal 50% dari jumlah keseluruhan karyawan. Ketentuan ini dilanggar karena
              perkantoran berusaha mengejar target yang telah ditetapkan.

              "Biasanya ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan (perkantoran) yang kejar target. Alasannya,
              sudah banyak pesanan, sudah kontrak dengan pihak ketiga, sehingga harus diselesaikan, karena
              itu  dia  harus  mempekerjakan  lebih  dari  50%  karyawan,"  ujar  Andri  saat  dihubungi,  Minggu
              (9/8/2020).

              Selain  itu,  kata  Andri,  ada  juga  perkantoran  yang  melanggar  protokol  kesehatan  kapasitas
              maksimal 50% karena tuntutan pelanggan atau konsumen.
              Dia  mencontohkan,  perusahaan-perusahaan  asuransi  di  mana  konsumen  atau  pelanggannya
              ingin bertemu langsung dan datang ke kantor untuk meminta kejelasan atas klaim yang diajukan.

              "Akibatnya, timbullah antrean yang panjang. Dengan timbulnya antrean yang panjang, sehingga
              dia harus mempekerjakan karyawannya di atas 50% supaya tidak terjadi antrean yang panjang,"
              tutur dia.

              Meskipun demikian, kata Andri, pihaknya telah menegakkan aturan terhadap perkantoran yang
              melanggar tersebut.

              Dia  menegaskan  penegakan  aturan  ini  semata-mata  untuk  menyelamatkan  perkantoran  dan
              karyawan yang berkerja agar terhindar dari Covid-19.
              "Itu alasan mereka, tetapi kita tetap menegakkan aturan sesuai dengan ketentuan," tandasnya.

              Sidak  Lebih lanjut Andri mengatakan, selama ini pihaknya mengawasi dan menindak melalui
              inspeksi mendadak (sidak) dan menindaklanjuti laporan masyarakat.

              Sidak,  kata  dia,  tidak  bisa  dilakukan  pada  semua  perkantoran  karena  jumlah  sumber  daya
              manusia pihaknya tidak sebanding jumlah perkantoran atau perusahaan di Jakarta.
              "Laporan  ini  ada  yang  dari  eksternal  dan  ada  yang  dari  internal.  Eksternal  dari  media,
              masyarakat. Kita juga lebih banyak melakukan pemeriksaan dari internal perusahaan itu sendiri.
              Terkadang  karyawan  di  perusahaan  atau  perkantoran  tersebut  yang  melakukan  laporan.
              Biasanya  laporan  itu  lebih  valid.  Kita  dalam  hal  ini,  akan  melakukan  perlindungan  yang
              melaporkan melalui internal," jelas dia.

              Pemprov DKI, kata Andri, juga sedang menyusun revisi Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun
              2020 tentang Pelaksanaan PSBB Transisi Menuju Masyarakat Sehat, Aman dan Produktif.

              Dalam revisi ini, kata dia, salah saya yang akan diatur adalah sanksi terhadap perkantoran yang
              menutup-nutupi jika ada karyawan yang terpapar Covid-19.

                                                           114
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121