Page 138 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2020
P. 138

"Dua tuntutan, pertama adalah batalkan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Ciptaker dan yang
              kedua, naikkan UMSK tahun 2021," ujar Presiden KSPI, Said Iqbal, lewat pernyataan pers, Rabu
              (16/12).

              Said mengatakan, selain uji materiil yang saat ini sudah memasuki persidangan ketiga, pihaknya
              juga melakukan uji formil secara resmi. Uji formil tersebut sudah didaftarkan kemarin, Selasa 15
              Desember 2020. Dalam uji formil ini pihaknya meminta agar omnibus law UU Ciptaker dibatalkan
              seluruhnya.

              "Karena dalam proses penyusunannya terdapat banyak kejanggalan," kata Said.

              Untuk uji materiil, kata dia, materi gugatan mencakup 12 isu yang meliputi upah minimum,
              pesangon, perjanjian kerja waktu tertentu (PKWTT), pekerja alih daya, waktu kerja, cuti, PHK,
              penghapusan sanksi pidana, TKA, jaminan sosial, dan pelaksana penempatan tenaga kerja.

              "Kami meminta agar Hakim MK bersungguh-sungguh dalam memeriksa perkara ini dan memutus
              perkara dengan adil. Jika kami merasa keadilan telah dicederai, maka kami akan melakukan aksi
              besar-besaran," lanjutnya.

              Selain menolak omnibus law UU Cipta Kerja, dalam aksinya para buruh juga menuntut agar upah
              minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK) tahun 2021 tetap naik. Menurut Said, jika UMSK 2021
              tidak naik, akan mencederai rasa keadilan kaum buruh. Terlebih lagi UMSK berlaku untuk jenis
              industri  tertentu  yang  dinilai  memiliki  kemampuan  untuk  membayar  upah  buruh  lebih  baik
              dibandingkan dengan kebanyakan industri yang lain.

              Said menampik pernyataan yang menyebut pada 2021 UMSK sudah tidak bisa lagi ditetapkan
              karena sudah dihapus dalam UU Ciptaker. Menurut dia, di dalam Pasal 82 angka 68 UU Cipta
              Kerja disebutkan, bahwa untuk pertama kali upah minimum yang berlaku, yaitu upah minimum
              yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan pelaksanaan UU No 13 Tahun 2003 yang mengatur
              mengenai pengupahan.
              Sementara. dalam peraturan pelaksanaan UU No 13 Tahun masih dikenal istilah upah minimum
              sektoral kabuaten/kota.

              "Bukan  berarti  kami  setuju  dengan  omnibus  law,  tetapi  kami  meminta  agar  aturan  jangan
              seenaknya mempermainkan hak-hak buruh," tegasnya.































                                                           137
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143