Page 209 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2020
P. 209

SAID IQBAL: OMNIBUS LAW CIPTA KERJA CIDERAI RASA KEADILAN KAUM BURUH

              , JAKARTA - Massa buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)
              menggelar  unjuk  rasa  menolak  Undang-undang  Nomor  11  tentang  Cipta  Kerja  di  Gedung
              Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta, Rabu (16/12/2020).

              Aksi unjuk rasa massa buruh KSPI ini serentak dilakukan di 24 provinsi lain yang ada di Indonesia.

              Dalam aksinya kali ini massa buruh KSPI mengusung dua tuntutan.

              Pertama  menuntut  Undang-Undang  Nomor  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  dibatalkan
              seluruhnya dan yang kedua menuntut kenaikan upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK)
              tahun 2021.

              "Aksi kami lakukan dengan menerapkan physical distancing bertepatan dengan sidang lanjutan
              judicial review terkait dengan omnibus law UU Cipta Kerja," kata Presiden KSPI Said Iqbal dalam
              pernyataannya kepada Tribunnews.com, Rabu.

              Selain uji materiil yang saat ini sudah memasuki persidangan ketiga di MK, KSPI juga melakukan
              uji formil Undang-undang Cipta Kerja.

              Pengajuan uji formil itu secara resmi sudah didaftarkan per tanggal 15 Desember 2020.

              Untuk uji materiil Undang-undang Cipta Kerja, materi gugatan mencakup 12 isu yang meliputi:
              Upah  minimum,  pesangon,  perjanjian  kerja  waktu  tertentu  (PKWTT),  pekerja  alih  daya
              (outsoucing),  waktu  kerja,  cuti,  PHK,  penghapusan  sanksi  pidana,  TKA,  jaminan  sosial,  dan
              pelaksana penempatan tenaga kerja.

              "Sementara  untuk  uji  formil,  kami  meminta  agar  omnibus  law  UU  Cipta  Kerja  dibatalkan
              keseluruhan karena dalam proses penyusunannya terdapat banyak kejanggalan," kata Said Iqbal
              .

              "Kami  meminta  agar  Hakim  Mahkamah  Konstitusi  bersungguh-sungguh  dalam  memeriksa
              perkara ini dan memutus perkara dengan adil. Jika kami merasa keadilan telah diciderai, maka
              kami akan melakukan aksi besar-besaran," lanjutnya.

              Selain menolak omnibus law UU Cipta Kerja, dalam aksinya kaum buruh KSPI juga menuntut
              agar UMSK tahun 2021 tetap naik.

              Menurut Said Iqbal, jika UMSK 2021 tidak naik, hal itu dapat menciderai rasa keadilan kaum
              buruh .

              "Terlebih lagi UMSK berlaku untuk jenis industri tertentu yang dinilai memiliki kemampuan untuk
              membayar upah buruh lebih baik dibandingkan dengan kebanyakan industry yang lain," ujar dia.

              Mengenai pernyataan bahwa tahun 2021 UMSK sudah tidak bisa lagi ditetapkan karena sudah
              dihapus dalam UU Cipta Kerja, Said Iqbal menampik hal itu.

              Dalam Pasal 82 angka 68 UU Cipta Kerja menyebutkan, bahwa untuk pertama kali upah minimum
              yang berlaku, yaitu upah minimum yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan pelaksanaan
              UU No 13 Tahun 2003 yang mengatur mengenai pengupahan.

              Sementara dalam peraturan pelaksanaan UU No 13 Tahun masih dikenal istilah upah minimum
              sektoral kabuaten/kota.

              "Bukan  berarti  kami  setuju  dengan  omnibus  law,  tetapi  kami  meminta  agar  aturan  jangan
              seenaknya mempermainkan hak-hak buruh," tegasnya.

                                                           208
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214