Page 211 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2020
P. 211

"Aksi kami lakukan dengan menerapkan physical distancing, bertepatan dengan sidang lanjutan
              judicial review terkait dengan Omnibus Law UU Cipta Kerja," kata Presiden KSPI Said Iqbal.
              Dalam aksi demo kali ini, KSPI mengusung dua tuntutan. Pertama adalah pembatalan Undang-
              Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Kedua kenaikan upah minimum sektoral
              kabupaten dan kota (UMSK) tahun 2021.

              Lanjutnya, selain uji materiil yang saat ini sudah memasuki persidangan ketiga, pihaknya juga
              melakukan uji formil secara resmi sudah didaftarkan per tanggal 15 Desember 2020. Untuk uji
              materiil, materi gugatan mencakup 12 isu.

              "Yang meliputi: Upah minimum, pesangon, perjanjian kerja waktu tertentu (PKWTT), pekerja
              alih daya (outsourcing), waktu kerja, cuti, PHK, penghapusan sanksi pidana, TKA, jaminan sosial,
              dan pelaksana penempatan tenaga kerja," sebutnya.

              Sementara untuk  uji  formil,  pihaknya  meminta  agar  omnibus law  UU  Cipta  Kerja  dibatalkan
              keseluruhan karena dalam proses penyusunannya terdapat banyak kejanggalan.

              Sekaligus  KSPI  meminta  agar  Hakim  Mahkamah  Konstitusi  bersungguh-sungguh  dalam
              memeriksa perkara ini dan memutus perkara dengan adil.

              "Jika kami merasa keadilan telah dicederai, maka kami akan melakukan aksi besar-besaran,"
              katanya.

              Kemudian, Said menegaskan kembali jika UMSK 2021 tidak naik, hal itu akan mencederai rasa
              keadilan  kaum  buruh.  Terlebih  lagi  UMSK  berlaku  untuk  jenis  industri  tertentu  yang  dinilai
              memiliki kemampuan untuk membayar upah buruh lebih baik dibandingkan dengan kebanyakan
              industri yang lain.

              Mengenai pernyataan bahwa tahun 2021 UMSK sudah tidak bisa lagi ditetapkan karena sudah
              dihapus dalam UU Cipta Kerja, Said Iqbal menampik hal itu.

              Karena di dalam Pasal 82 angka 68 UU Cipta Kerja menyebutkan, bahwa untuk pertama kali
              upah minimum yang berlaku, yaitu upah minimum yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan
              pelaksanaan UU No 13 Tahun 2003 yang mengatur mengenai pengupahan.

              "Sementara dalam peraturan pelaksanaan UU No 13 Tahun masih dikenal istilah upah minimum
              sektoral kabupaten/kota. Bukan berarti kami setuju dengan omnibus law, tetapi kami meminta
              agar aturan jangan seenaknya mempermainkan hak-hak buruh," pungkasnya.



























                                                           210
   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216