Page 221 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2020
P. 221

UMK PALEMBANG 2021 NAIK 3,3 PERSEN JADI RP3,2 JUTA PER BULAN

              - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Palembang resmi menetapkan upah minimum kota (UMK) 2021
              naik 3,3 persen dari Rp 3.165.519 menjadi Rp 3.270.093,78 per bulan. Kenaikan berdasarkan
              survei kelayakan hidup pekerja terkini.

              Kepala  Disnaker  Palembang  M  Yanuarpan  mengungkapkan,  penetapan  itu  berdasarkan
              koordinasi dengan dewan pengupahan, pengusaha, buruh, dan pemerintah. Kenaikan sudah
              ditetapkan dan ditandatangani Wali Kota Palembang dan Gubernur Sumsel.

              "UMK 2021 ditetapkan naik 3,3 persen menjadi Rp 3.270.093.78 per bulan," ungkap Yanuarpan,
              Rabu (16/12).

              Menurut dia, kenaikan UMK berdasarkan survei kelayakan pekerja dan pertimbangan sejumlah
              faktor  yang  terdiri  dari  60  poin  penting  perhitungan  kebutuhan sehari-hari.  Juga  pendataan
              harga keperluan sandang, pangan dan papan.

              "Survei  yang  kami  lakukan  dapat  dipertanggungjawabkan  dan  kami  kesimpulannya
              direkomendasikan ke wali kota," ujarnya.

              "Kami lihat juga data inflasi dan kegiatan rutin bulanan pekerja," sambung dia.

              Sebelumnya,  Gubernur  Sumsel  Herman  Deru  menetapkan  upah  minimum  provinsi  (UMP)  di
              Sumatera Selatan tahun depan tidak mengalami kenaikan mengingat kondisi perekonomian di
              provinsi itu mulai terjadi pembenahan sejak pandemi Covid-19. Besaran UMP 2021 masih sama
              dengan tahun ini, yakni Rp 3.043.111 per bulan dengan standar tujuh jam kerja per hari atau
              40 jam seminggu. Dia bahkan sudah menandatangani UMP tahun depan beberapa waktu lalu.

              "UMP Sumsel  tahun depan sama dengan tahun ini, sudah saya teken," ungkap Deru, Senin
              (2/11).

              Menurut  dia,  tinggal  perusahaan  mengambil  kebijakan  kenaikan  atau  tidak  upah  karyawan
              tergantung keuangannya. Namun, bukan berarti perusahaan diberikan keleluasaan untuk justru
              mengurangi gaji karyawan yang didapat tahun sebelumnya.

              "Yang pasti tidak kurang dari ketentuan. Kalau ada perusahaan mampu menaikkan gaji silakan
              saja," kata dia.
              Hanya saja, sambung Deru, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada kabupaten dan kota untuk
              menaikkan UMK atau kenaikan hidup layak (KHL). "Masih ada kemungkinan kenaikan di tingkat
              kabupaten dan kota," pungkasnya.

              [eko].




















                                                           220
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226