Page 127 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 127

Title          DEMO BURUH TOLAK OMNIBUS LAW 'CILAKA' SOROTI ENAM ISU

               Media Name     cnnindonesia.com
                              https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200120132143-20-466948/demo-buruh-
               Page/URL
                              tolak-omnibus-law-cilaka-soroti-enam-isu
               Journalist     yoa/pmg

               Article Type   News

               Pub. Date      2020-01-20
               Newstrend      OMNIBUS LAW

               Size/Color     1 / Color
               Category &     Corporate / Dirjen PHI & Jamsos / Negative
               Sentiment

               Summary
               Demo buruh  menolak  RUU Omnibus Law  dan kenaikan iuran BPJS Kesehatan di depan Gedung  DPR
               RI  , Jakarta, Senin (20/1). Ada enam alasan kelompok buruh menolak Omnibus Law Cipta Lapangan
               Kerja atau yang mereka sebut sebagai 'Cilaka'. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)
               Said  Iqbal  mengatakan  yang  pertama,  Omnibus  Law  itu  dalam  praktiknya  dikhawatirkan  akan
               menghilangkan upah minimum bagi buruh.

               Quote
               Pengenalan  upah  per  jam  akan mengakibatkan  upah  minimum  bakal  terdegredasi  bahkan  hilang.
               Buruh akan dihitung per jam dalam jam kerjanya. Kalau dia bekerja dalam satu bukan hanya 2 minggu,
               maka dapat dipastikan upahnya hanya sepertiga atau paling tinggi setengah dari nilai upah minimum
               yang berlaku di satu daerah tertentu,
               -- Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)

               DEMO BURUH TOLAK OMNIBUS LAW 'CILAKA' SOROTI ENAM ISU

               Jakarta -  Demo buruh  menolak  RUU Omnibus Law  dan kenaikan iuran BPJS Kesehatan di depan
               Gedung  DPR RI  , Jakarta, Senin (20/1). Ada enam alasan kelompok buruh menolak Omnibus Law Cipta
               Lapangan Kerja atau yang mereka sebut sebagai 'Cilaka'.

                Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan yang pertama, Omnibus
               Law itu dalam praktiknya dikhawatirkan akan menghilangkan upah minimum bagi buruh.

                 "Pengenalan upah per jam akan mengakibatkan upah minimum bakal terdegredasi bahkan hilang.
               Buruh akan dihitung per jam dalam jam kerjanya. Kalau dia bekerja dalam satu bukan hanya 2 minggu,
               maka dapat dipastikan upahnya hanya sepertiga atau paling tinggi setengah dari nilai upah minimum
               yang berlaku di satu daerah tertentu," kata dia, Senin (20/1).

                  Selanjutnya, ia mengkhawatirkan RUU ini akan mengakibatkan hilangnya pesangon, membebaskan
               buruh  kontrak  serta  alih  daya  (    outsoursing    ),  mempermudah  masuknya  tenaga  kerja  asing,
               menghilangkan jaminan sosial, dan menghilangkan sanksi pidana bagi pengusaha.

                "Melalui kesempatan ini kami meminta DPR untuk membatalkan Omnibus law cipta lapangan kerja.
               Khususnya  keterkaitannya  dengan  ketenagakerjaan,  karena  membuat  masa  depan  pekerja,  calon
               pekerja yang akan memasuki dunia kerja tanpa perlindungan," kata dia.
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132