Page 272 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 272

naskah  akademik  dan  draf  RUU  tersebut.  Setelah  itu,  DPR  yang  akan  memutuskan  untuk  mulai
               membahasnya.

               "Prosesnya  kan  masih  panjang,  melibatkan  publik  dan  stakeholder.  Ini  nanti  langsung  berjalan.
               Pokoknya undang-undang berlaku mulai tanggal diundangkan. Pertanyaannya, kan perlu peraturan
               pelaksana yang banyak mulai dari Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri (Permen). Perintah
               Presiden sudah jelas, kami secara pararel membahas undang-undang dan menyelesaikan peraturan
               pelaksanaanya. Jadi begitu diserahkan ke DPR, katakanlah minggu depan sudah mulai dibahas di DPR,
               sekaligus tim kami membahas PP dan turunannya," kata Susiwijono.

               Mengomentari aksi menolak omnibus law dari para organisasi buruh di depan gedung DPR, Susiwijono
               menegaskan  hingga  akhir  pekan  lalu  proses  pembahasan  Omnibus  Law  Cipta  Lapangan  Kerja
               sebetulnya  masih  di  tahap  "dapur"  pemerintah,  sehingga  belum  masuk  tahap  sosialisasi.  Namun
               pekan lalu sebetulnya Kemko Perekonomian sudah mengundang perwakilan organisasi buruh untuk
               dimintai pandangannya untuk internal pemerintah.

               "Apa  yang  mau  disosialisasikan?  Pembahasannya  saja  baru  selesai  semalam.  Kalau  dibilang  tidak
               dilibatkan,  Senin  minggu  lalu  kan  perwakilan  buruh  kita  undang  ke  sini,  baru  setelah  itu  Kadin.
               Memang prosesnya belum sampai harus membuka. Ini kan baru di dapurnya pemerintah. Habis itu
               kita  serahkan  ke Parlemen,  nanti  di  pembahasan Perlemen  juga mengundang  semua  stakeholder
               terkait,  semua  akan  dilibatkan.  Ini  sudah  kita  pikirkan,  tata  kelolanya  kita  jaga.  Kalau  kami  di
               pemerintah saja minggu lalu masih berdebat pakai ini pakai itu, apa yang mau disosialisasikan?," kata
               Susiwijono.

               Said Iqbal Sebut 6 Alasan Buruh Tolak Omnibus Law

               Untuk substansi Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, Susiwijono juga menegaskan bahwa di dalam
               omnibus law, upah minimum dipastikan tidak turun. Selain itu, kenaikan upah minimum juga sejalan
               dengan pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah.

               "Saya  tegaskan,  upah  minimum  tidak  turun.  Tetapi  tadi  tetap  (demo  buruh)  menentang  upah
               minimum turun. Sampai urusan kecil-kecil menolak penghapusan cuti hamil, mana ada? Kita tidak
               pernah ngurusin itu," tegas Susiwijono.

               Terkait  isu  Pemutusan  Hubungan  Kerja  (PHK),  Susiwijono  menegaskan  prinsip  yang  diatur  dalam
               omnibus law adalah memberikan perlindungan bagi pekerja yang terkena PHK. Selain itu, pekerja yang
               terkena PHK juga tetap mendapatkan kompensasi PHK yang perhitungannya akan dirumuskan dalam
               omnibus law. Pemerintah juga akan menambahkan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Susiwijono
               menegaskan, JKP ini tidak menggantikan jaminan sosial yang lain seperti Jaminan Kecelakaan Kerja,
               Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Kematian.

               "Kalau ada lima jaminan sosial, ini tetap ada. Bukan diganti oleh JKP. Ini sebagai tambahan baru untuk
               yang kehilangan pekerjan, malahan tidak perlu menambah iuran (BPJS Ketenagakerjan). Manfaatnya
               bisa  berupa  cash  benefit,  vocational  training,  hingga  job  placement  access  untuk  membantu
               mendapatkan pekerjaan baru. Untuk cash benefit, nanti di PP-nya akan dijelaskan, misalkan setelah
               PHK nantinya ada biaya transportasi yang ditanggung, yang begitu-begitu. Tetapi formula detailnya
               akan diatur di PP," jelas Susiwijono.

               Penolakan Buruh
               Sementara itu diungkapkan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang juga Presiden
               Federasi  Serikat  Pekerja  Metal  Indonesia  (FSPMI),  Said  Iqbal,  pada  dasarnya  kaum  buruh  setuju
               dengan investasi. Namun ia menegaskan, kaum buruh akan melakukan perlawanan, jika kesejahteraan
               dan masa depan kaum buruh dikorbankan.
   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277