Page 40 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 40

Selain  itu  untuk  skema  upah  per  jam  bisa  diterapkan  untuk  bjenus  pekerjaan  tertentu  seperti
               konsultan, pekerja paruh waktu dan jenis pekerjaan baru di era ekonomi digital. Selain itu, di dalam
               penjelasan  dikatakan  untuk  memberi  hak  dan  perlindungan  bagi  jenis  pekerjaan  tersebut,  perlu
               pengaturan upah berbasis jam kerja, yang tidak menghapus ketentuan upah minimum.

               2. Pemutusan Hubungan Kerja

               Susi pun menjelaskan, pemerintah menyiapkan program baru bernama Jaminan Kehilangan Pekerjaan
               (JKP) untuk pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Menurut Susi, Pegawai yang
               terkena PHK akan mendapatkan manfaat dari pemerintah.

               "JKP tidak menggantikan jaminan sosial lain. Ini tambahan baru pemerintah," ujarnya.
               Manfaat JKP berupa cash benefit, vocational training, dan job placement acces. Sebelumnya, Menko
               Airlangga juga sempat menyatakan, manfaat uang tunai yang diberikan kepada pegawai PHK bakal
               dilakukan selama enam bulan berturut-turut.
               Penambahan manfaat JKP dikatakan tidak akan menambah beban iuran bagi pekerja dan perusahaan.
               Selain itu, pekerja yang mendapatkan JKP tetap akan mendapatkan jaminan sosial lainnya berupa
               Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan Kematian
               (JKm).
               Untuk memberikan perlindungan bagi Pekerja Kontrak, diberikan perlakuan dalam bentuk kompensasi
               pengakhiran hubungan kerja.
               3. Pekerja Kontrak (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu/PKWT)

               Di dalam file Penjelasan Lengkap Omnibus Law dipaparkan, pekerja kontrak mendapatkan hak dan
               perlindungan  yang  sama  dengan  pekerja  tetap,  antara  lain  dalam  hal:  Upah,  Jaminan  Sosial,
               Perlindungan K3, dan hak atas kompensasi akibat pengakhiran kerja atau Pemutusan Hubungan Kerja
               (PHK).

               Adapun untuk pekerja ekonomi digital yang sifatnya tidak tetap, maka akan mendapatkan hak dan
               perlindungan yang sama dengan pekerja tetap.
               Sementara untuk pekerja outrsourcing (alih daya), baik yang bekerja sebagai pekerja tetap maupun
               kontrak  diberikan  hak  dan  perlindungan  yang  sama  antara  lain  dalam  hal  upah,  jaminan  sosial,
               perlindungan K3 dan hak atas kompensasi akibat pengakhiran kerja atau PHK.
               4. Waktu Kerja

               Di dalam omnibus law di atur, waktu kerja paling lama 8 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1 minggu,
               dengan pekerjaan yang melebihi waktu kerja diberikan upah lembur. Adapun pelaksanaan jam kerja
               diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

               Adapun  untuk  beberapa  pekerjaan  yang  karena  sifatnya,  aturan  tersebut  mengecualikan  jenis
               pekerjaan yang tidak bisa menerapkan jam kerja normal 8 jam per hari seperti pekerjaan paruh waktu
               yang kurang dari 8 jam per hari dan pekerjaan pada sektor-sektor tertentu (migas, pertambangan,
               perkebunan, pertanian dan perikanan) yang memerlukan jam kerja yang lebih panjang dari jam kerja
               normal.
               "Jenis pekerjaan tersebut menerapkan jam kerja sesuai dengan kebutuhan kerja yang bersangkutan,
               namun tetap mengedepankan perlindungan bagi pekerja antara lain: upah, termasuk upah lembur,
               perlindungan k3, dan jaminan sosial," tulis penjelasan RUU Omnibus Law tersebut.
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45