Page 139 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2020
P. 139

BURUH KEMBALI DEMONSTRASI TOLAK OMNIBUS LAW

              Temangung,    Massa  buruh  yang  tergabung  dalam  Federasi  Kehutanan,  Industri  Umum,
              Perkayuan,  dan Pertanian  (F  Hukatan)  Konfederasi  Serikat  Buruh  Seluruh  Indonesia  (KSBSI)
              Kabupaten Temanggung menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor DPRD Temanggung.

              Mereka kembali menuntut pemerintah dan DPR membatalkan RUU Cipta Kerja (omnibus law),
              karena dinilai tidak transparan sehingga merugikan kaum buruh.

              Dalam  aksi  yang  digelar  sore  hari  tersebut  ratusan  buruh  mengepung  kantor  dewan  dan
              melakukan orasi menggunakan pengeras suara di depan kantor yang berada di sekitar Alun-Alun
              Temanggung.

              Selain  itu  mereka  juga  membentangkan  spanduk  penolakan  terhadap  RUU  Cipta  Kerja.  Aksi
              tersebut mendapat pengawalan ketat pihak kepolisian dan Satpol PP.

              Korlap Aksi Wahyudi mengatakan, sejak awal pembuatan draft RUU Cipta Kerja Omnibus Law
              serikat pekerja di Indonesia sudah melakukan penolakan, sebab ada pasal yang mendegradasi
              hak-hak buruh.

              Namun pembahasan RUU yang sempat ditunda oleh DPR ini justru pada masa sulit pada masa
              pandemi Covid-19 ini akan dibahas lagi di saat rakyat terpukul secara ekonomi.

              "Kami  menuntut  keluarkan  klaster  ketenagakerjaan  dari  RUU  Cipta  Kejra  Omnibus  Law,
              mendesak pembahasan klaster ketenagakerjaan tidak lebih rendha dari UU 13/2003. Kami juga
              mendesa  DPRD  untuk  menekan  Pemkab  Temanggung  melindungi  hak  hak  normatif,  lalu
              mendesak  pemerintah  agar  menindak  tegas  perusahaan  yang  memberikan  hak  buruhnya  di
              bawah normatif. Kami juga mempertanyakan Pak Jokowi pada awal puasa berjanji tidak akan
              membahasnya dulu, lha ini kok tim lagi bahas tapi draftnya bisa masuk ke Baleg DPR," katanya
              di sela-sela demo Kamis (13/8) petang.

              Disebutkan, ada sejumlah pasal yang mengancam kesejahteraan buruh antara lain, Pasal 59
              tentang jenis dan sifat pekerjaan yang bisa dibuat berdasarkan hubungan kerja perjanjian antar
              waktu dan tentang jangka waktu lama.

              Lalu  Pasal  66  tentang  syarat  pekerjaan  yang  diborongkan  dengan  sistem  outshourching,
              menghapus Pasal 89 tentang UMP/UMK/UMSP/UMSK, termasuk pasal berkaitan pesangon lebih
              rendah dari UU 13/2003.

              "Di Temanggung sendiri lebih dari 40 perusahaan menengah ke atas hanya ada 1 perusahaan
              saja yang melaksanakan UU Nomor 13 Tahun 2003 tengang ketenagakerjaan yang lain "zonk
              semua" paling hanya 50-60 persen atau paling mentok 70 persen hak buruh yang diberikan oleh
              pengusaha. Kami berharap ada tindakan tegas dari pemerintah kalau ada pengusaha nakal tidak
              memberikan kewajibannya, bahkan tidak ada jaminan sosialnya juga," katanya.

              Aksi tersebut kemudian ditemui oleh sejumlah pimpinan DPRD Temanggung. Karena masih masa
              pandemi Covid-19 maka perwakilan demonstran sebanyak 10 orang diperkanankan masuk ke
              Ruang Sindoro-Sumbing gedung DPRD Temanggung untuk melakukan audiensi mewakili ratusan
              buruh lain yang tetap menggelar orasi hingga petang hari.



                                                           138
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144