Page 142 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2020
P. 142
sebesar Rp 1,2 juta pada kuartal III dan IV 2020. Bantuan sebesar Rp 600.000 per bulan ini
akan diberikan selama 4 bulan, dan diberikan dalam dua tahap. Tahap pertama akan dilakukan
di kuartal ketiga, tahap kedua akan dilakukan di kuartal keempat.
Dorongan Insentif Virus Covid-19 berdampak sangat besar bagi rapuhnya sendi - sendi
kehidupan ekonomi masyarakat. Kuatnya dampak Covid - 19 karena diterapkannya pembatasan
sosial membuat banyak pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat menjadi sangat terbatas
bahkan tak sedikit dari masyarakat yang akhirnya menjadi korban pemutusan hubungan kerja
atau PHK.
Munculnya pemutusan hubungan kerja atau PHK sebagai akibat wabah pandemik virus Covid -
19 membuat pertokoan, hotel, restoran dan kantor swasta atau perusahaan mengalami
kebangkrutan karena tak ada pemasukan sementara beban operasional tetap berjalan. Kondisi
ini membuat orang mengganggur dan kehilangan pekerjaan. Konsekuensi ini tak hanya terjadi
di Indonesia tapi juga terjadi diseluruh negara dunia. Mereka terlihat kebingungan dan pasrah
dalam menghadapi realitas ini. Para pengusaha pun saat ini cemas akan daya tahan
keuangannya karena khawatir tak sanggup membiayai operasional yang terus berjalan.
Membengkaknya pengangguran jika terus menerus berkelanjutan, jelas memberikan dampak
buruk dimana nantinya akan ada banyak masyarakat kelaparan bahkan mungkin meninggal
dunia karena ketidakmampuan mereka dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. Disisi lain hal
yang sangat mencemaskan adalah dampak krisis dan ancaman resesi yang amat besar akibat
adanya pandemi Covid-19.
BPS (Badan Pusat Statistik) sudah mengumumkan bahwa PDB (Produk Domestik Bruto) kita
pada kuartal II (Q2) kemarin minus sebesar 5,32%. Angka ini jauh lebih buruk daripada
ekspektasi Pemerintah yang sebelumnya memperkirakan hanya akan minus 4,3 hingga 4,8%
saja, dengan angka batas bawah minus 5,1%. Nyatanya, perekonomian kita merosot lebih buruk
dari itu. Ini adalah peringatan agar kita waspada terhadap kondisi ekonomi kita saat pandemi
seperti sekarang.
Mengambil inisiatif dan proyeksi pemetaan boleh jadi menjadi hal rasional untuk dilakukan saat
ini ditengah kelumpuhan ekonomi karena wabah virus Covid-19. Banyak masyarakat yang pada
akhirnya merasa tertekan, stress dan khawatir bagaimana nasib pemenuhan kebutuhan
hidupnya kedepan. Pemerintah Indonesia kini sedang sibuk untuk meluncurkan berbagai
bantuan untuk masyarakat terdampak covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengemukakan akibat wabah virus Covid- 19 maka skenario
terburuk dari perekonomian Indonesia hanya tumbuh 1 sampai 2 %. Meleset jauh dari prediksi
awal pada tahun 2020 sebelum pandemi yang diharapkan akan naik 5%. Baik investasi maupun
ekspor tumbuh negatif. Pada kuartal IV nanti, situasinya diharapkan membaik. Ketika investasi
dan ekspor tumbuh negatif, motor penggerak pertumbuhan yang masih bisa diandalkan adalah
konsumsi dalam negeri. Maka beberapa waktu ke depan, pemerintah diharapkan menerapkan
kebijakan yang mendorong penguatan konsumsi, baik konsumsi masyarakat maupun konsumsi
pemerintah sendiri.
Terkait kemungkinan resesi ekonomi,Indonesia memang tak boleh hanya menunggu. Sikap
respons bersama pada resesi ekonomi pun harus kita seriusi. Negara dan bangsa ini harus
menemukan jalan keluar yang meminimalisasi ekses resesi ekonomi. Merujuk data BPS yang
141