Page 88 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2020
P. 88

PERBAIKI TATA KELOLA ABK, BP2MI LIBATKAN MITRA STRATEGIS

              Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) berusaha untuk terus memperbaiki tata
              kelola penempatan dan pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Anak Buah Kapal (ABK).
              Perbaikan tata kelola ini membutuhkan sinergi dan pelibatan berbagai mitra strategis BP2MI.

              "Amanah Undang-undang Nomor 18 tahun 2017 Pasal 4 sudah jelas memandatkan perihal pelaut
              awak kapal dan pelaut perikanan, bahwa ABK adalah Pekerja Migran Indonesia." tegas Benny
              saat berdialog dengan Badan Buruh Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) dalam Indonesia Labour
              Forum (ILF) dengan topik "Tata Kelola ABK: Sampai Kapan Kau Gantung Derita Ini?" di Aula
              BP2MI, Rabu (12/8) sebagaimana dalam siaran persnya.

              Oleh karenanya, kata dia, pengaturan pelaut awak kapal dan pelaut perikanan sudah harus dan
              selayaknya masuk dalam rezim ketenagakerjaan.

              "Oleh karena itu, momentum ini hams kita maksimalkan untuk mengatur dan menata kembali
              dari aspek paling fundamental, yakni aspek pelindungan ABK. penataan PMI ABK dari hulu hingga
              hilir secara tuntas," kata Benny.

              Momentum penyusunan Peraturan Pemerintah yang mengatur tata kelola awak kapal perikanan
              migran dan awak kapal niaga migran, lanjut Benny. harus dikawal bersama.

              Dibutuhkan sinergi, kerja sama, dan kolaborasi, yang melibatkan bukan hanya pemerintah. tapi
              semua pihak, baik NGO (Non-Government Orga-nization) yang mewakili masyarakat sipil dan
              juga pelaku usaha atau manning agency sebagai mitra strategis BP2MI dalam membenahi tata
              kelola penempatan ABK.

              Terkait penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP). ada tiga catatan kritis dari BP2MI.

              Pertama, hilangnya kewenangan BP2MI dalam membuat petunjuk teknis tentang Penempatan
              Awak  Kapal  Niaga  Migran  dan  Petunjuk  Teknis  tentang  Penempatan  Awak  Kapal  Perikanan
              Migran pada dokumen Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) yang diharmonisasi.

              Kedua, masa transisi yang terlalu lama untuk peralihan SIUPPAK menjadi SIP3MI, dimana masa
              peralihan tersebut adalah 2 tahun. Dan ketiga, masalah ego sektoral yang masih terasa dalam
              pembahasan RPP yang menentukan nasib para anak bangsa yang melaut di luar Indonesia untuk
              mencari nafkah.

              Lebih lanjut Benny mengatakan,  sejauh yang dimandatkan dalam UU, BP2MI juga telah bekerja
              semaksimal  mungkin  dengan  kewenangan  yang  dimiliki,  yaitu  dengan  menerima  dan
              menindaklanjuti pengaduan perihal persoalan yang dialami PMI ABK. Tercatat dari I Januari 2018
              hingga  semester  pertama  2020  ini.  terdapat  496  kasus  ABK  yang  diadukan  ke  BP2MI  yang
              didominasi aduan eksploitasi.
              "Bekerja sama dengan K/L terkait. BP2MI berupaya memfasilitasi pemenuhan tuntutan dan hak-
              hak para ABK. dan pada 2 Juni 2020. 415 kasus ABK kami sudah limpahkan ke Bareskrim Polri
              untuk  ditindaklanjuti.  kemudian  secara  aktif  kami  berkoordinasi  dengan  Bareskrim  dalam
              penanganan kasus-kasus ABK yang selanjutnya masuk ke BP2MI," ujarnya.

              Apresiasi

              Benny  sangat  mengapresiasi  dan  menyambut  baik  inisiatif  masyarakat  sipil  yang  telah
              menginisasi acara ini sebagai bentuk pembenahan tata kelola awak kapal niaga migran dan awak
              kapal perikanan migran.

              "Dialog ini menjadi rangkaian acara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. di mana
              BP2MI  mengambil  tema  besar  "Memerdekakan  PMI  Menuju  Indonesia  Maju"  yang  puncak
                                                           87
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93